Harga Saham CBRE Naik 5,32% Usai Dapat Persetujuan Pembelian Kapal Offshore USD 100 Juta

Harga Saham CBRE Naik 5,32% (Foto: Liputan6)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Harga saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) melesat pada sesi pertama perdagangan Kamis (30/10/2025), setelah perusahaan energi tersebut memperoleh persetujuan pemegang saham untuk mengakuisisi kapal offshore berkapasitas besar dari Hilong Shipping Holding Limited asal Tiongkok.
Pada sesi pagi, saham CBRE menguat 5,32% ke posisi Rp1.385 per saham. Saham sempat menyentuh level tertinggi Rp1.435 dan terendah Rp1.325 dengan total frekuensi perdagangan 19.044 kali dan nilai transaksi Rp84,3 miliar. Kapitalisasi pasar perusahaan kini mencapai Rp6,29 triliun.
Kenaikan harga saham CBRE terjadi di tengah penguatan tipis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,08% ke 8.172,85 poin. Dari 809 saham yang diperdagangkan, 331 naik, 295 melemah, dan 183 stagnan, dengan nilai transaksi harian mencapai Rp12,3 triliun.
RUPSLB Setujui Akuisisi Kapal Offshore Senilai Rp1,65 Triliun
CBRE resmi memperoleh restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 27 Oktober 2025 untuk membeli kapal pipe laying & lifting vessel Hai Long 106 milik Hilong Shipping Holding Limited dengan nilai mencapai USD100 juta atau sekitar Rp1,65 triliun (kurs Rp16.597 per USD).
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen menjelaskan bahwa akuisisi ini akan didanai melalui kombinasi kas internal dan pinjaman pihak ketiga, termasuk perbankan. Perseroan juga berencana menerbitkan promissory note sebagai bagian dari skema pembayaran.
Kapal Hai Long 106 merupakan offshore support vessel yang dibangun pada 2011 dengan klasifikasi American Bureau of Shipping, memiliki kapasitas angkut 40.612 Gross Tonnage dan crane berdaya angkat 3.000 metric ton.
Strategi Diversifikasi ke Industri Offshore dan Energi Terbarukan
CBRE menegaskan bahwa akuisisi kapal ini merupakan langkah strategis untuk memperluas lini bisnis di sektor offshore support services, yang mendukung kegiatan konstruksi lepas pantai di industri minyak dan gas bumi, serta pembangunan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai (offshore wind farm).
Langkah ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi usaha, mengingat bisnis utama CBRE selama ini berfokus pada layanan angkutan laut untuk barang umum dan muatan curah melalui kapal tunda (tug boat), tongkang (barge), dan kapal induk (mother vessel).
“Dengan bertambahnya armada baru, CBRE akan memiliki aset unik yang bernilai strategis untuk memperkuat daya saing di industri perkapalan domestik maupun internasional,” tulis manajemen dalam keterangannya.
Rincian Pembayaran Transaksi
Dari total nilai transaksi USD100 juta, sekitar 55% akan dibayarkan kepada pihak penjual melalui beberapa mekanisme, termasuk penerbitan promissory note kepada pihak terkait seperti Yafin Tandiono, PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN), dan PT Saga Investama Sedaya. Sisa 45% akan dilunasi paling lambat sebelum 31 Desember 2025.
Prospek Positif Industri Maritim dan Energi
CBRE menilai langkah ekspansi ke sektor energi lepas pantai dan offshore wind farm sangat relevan dengan tren global menuju transisi energi bersih. Kapal Hai Long 106 yang memiliki spesifikasi teknis tinggi dan jarang tersedia di pasar global diharapkan menjadi katalis pertumbuhan pendapatan di tahun-tahun mendatang.
Sebagai informasi, CBRE merupakan perusahaan publik yang berfokus pada layanan angkutan laut dan logistik energi di seluruh perairan Indonesia. Dengan tambahan kapal ini, CBRE memperluas portofolio ke layanan penunjang kegiatan offshore oil & gas sekaligus membuka peluang di sektor energi terbarukan.
(hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Harga Emas di Lubuk Pakam Turun, Warga Harap Bisa Kembali Stabil
























