Friday, October 31, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Freeport Ajukan Pembukaan Tambang Big Gossan dan DMLZ Usai Insiden GBC

Mistar.idKamis, 30 Oktober 2025 21.47
journalist-avatar-top
freeport_ajukan_pembukaan_tambang_big_gossan_dan_dmlz_usai_insiden_gbc

Kawasan eks tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia di Mimika, Papua (Foto: Bisnis-M. Nurhadi Pratomo)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah mengajukan izin pembukaan kembali operasional dua tambang bawah tanahnya, yakni Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ), di Mimika, Papua Tengah. Langkah ini dilakukan setelah insiden longsor material basah (wet mud) di tambang Grasberg Block Cave (GBC) yang menewaskan tujuh pekerja pada awal September 2025.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, pengajuan izin tersebut tidak terpengaruh langsung oleh insiden GBC karena kedua tambang tersebut berada di area yang aman.

“Sementara mereka mau propose, itu kan enggak ada pengaruh dari situ. Mau propose untuk produksi di situ,” ujar Tri kepada wartawan di Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (30/10/2025).

Tri menambahkan, selama tidak ada dampak teknis dari lokasi insiden terhadap dua tambang tersebut, pemerintah berpeluang memberikan izin operasional.

“Kalau misalnya di daerah yang tidak ada pengaruh, masa enggak kita kasih?” katanya.

Evaluasi Insiden GBC Masih Berlangsung

Meski begitu, pemerintah belum mengizinkan Freeport membuka kembali operasi tambang GBC yang menjadi lokasi longsor. Tri menegaskan bahwa perusahaan harus memastikan aspek keselamatan telah terpenuhi sebelum produksi diizinkan kembali.

“Kalau perbaikan ya oke, tapi yakinkan kami bahwa tidak akan terjadi kejadian serupa di situ,” ujarnya.

Insiden GBC pada 8 September 2025 terjadi akibat aliran material basah dalam jumlah besar yang menutup akses ke beberapa area tambang. Proses evakuasi korban berlangsung selama 27 hari, dengan tujuh pekerja ditemukan tewas, termasuk tenaga kerja dari PT Redpath Indonesia, serta dua warga asing asal Afrika Selatan dan Chili.

Rencana Pemulihan Bertahap

Freeport-McMoRan Inc (FCX), induk usaha PTFI, menyatakan bahwa proses investigasi penyebab utama insiden hampir rampung. Evaluasi kerusakan tambang dan kegiatan pembersihan lumpur ditargetkan selesai pada akhir 2025.

FCX memperkirakan tambang Big Gossan dan DMLZ, yang tidak terdampak longsor, dapat kembali beroperasi pada kuartal IV 2025, diikuti pemulihan bertahap operasi GBC pada 2026. Berdasarkan skenario tersebut, produksi tembaga dan emas PTFI 2026 diperkirakan turun sekitar 35% dibandingkan estimasi sebelum insiden.

Tambang GBC diketahui mewakili sekitar 50% dari total cadangan terbukti dan terkira PTFI per 31 Desember 2024, serta berkontribusi sekitar 70% terhadap proyeksi produksi tembaga dan emas perusahaan hingga 2029. (hm17)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN