Friday, October 31, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Tak Kuat Bayar Gaji Tinggi, Pabrik Nike dan Adidas Angkat Kaki dari Tangerang

Mistar.idKamis, 30 Oktober 2025 21.37
JS
tak_kuat_bayar_gaji_tinggi_pabrik_nike_dan_adidas_angkat_kaki_dari_tangerang

Ilustrasi pabrik sepatu. (foto:istimewa/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap alasan di balik hengkangnya pabrik merek global seperti Nike dan Adidas dari Tangerang, Banten.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Rizky Aditya Wijaya menyebut faktor upah pekerja menjadi penyebab utama relokasi tersebut.

Menurut Rizky, pabrik-pabrik tersebut tidak menutup produksi, melainkan pindah ke wilayah tengah Pulau Jawa yang memiliki struktur upah lebih rendah dibandingkan daerah barat seperti Tangerang.

“Dan terjadinya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di fasilitas produksi, khususnya di wilayah barat Jawa, ini kan alas kaki itu padat karya, komponen terbesar itu tenaga kerja. Jadi bukan berarti mereka PHK terus mereka setop produksi, enggak. Mereka pindah ke daerah tengah yang upahnya lebih murah, jauh lebih murah,” jelas Rizky di Kemenperin, Kamis (30/10/2025).

Ia menambahkan, pabrik yang sebelumnya beroperasi di Tangerang kini disebut berpindah ke wilayah Cirebon, meski komunikasi resmi dari perusahaan masih menunggu tindak lanjut.

“Untuk yang di Tangerang kemarin itu infonya mereka pindah ke Cirebon. (Komunikasi) baru dari asosiasi, dari perusahaannya belum. Nanti coba kita kawal,” ujarnya.

Meski ada relokasi, kinerja industri alas kaki nasional tetap positif dengan pertumbuhan sekitar 8 persen pada tahun 2025.

Sebelumnya, Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI Said Iqbal mengungkap pabrik-pabrik pemasok Nike dan Adidas mulai pindah ke Cirebon, Brebes, Pekalongan, dan Batang. Menurutnya, langkah ini dipicu oleh perbedaan upah minimum antarwilayah yang signifikan.

“Kalau Tah Sung, Long Rich itu mainnya Cirebon–Brebes. Victory Chingluh itu pindahnya ke Pekalongan atau Batang,” kata Said Iqbal di Jakarta Convention Center.

Sementara itu, Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) melaporkan terjadinya PHK massal di pabrik sepatu PT Victory Chingluh Indonesia di Kabupaten Tangerang.

Sekretaris Jenderal KASBI Andi Kristiantono mengungkap, sebanyak 3.000 buruh telah di-PHK karena menurunnya pesanan. “Perusahaan menyampaikan bahwa order saat ini tidak cukup untuk menghidupi jumlah pekerja yang berjumlah sekitar 15.000 orang,” kata Andi.

Sebelumnya, pada Januari 2025, perusahaan juga memangkas 2.400 pekerja dengan alasan serupa. Namun, KASBI menilai langkah tersebut tidak berdasar karena pabrik lain satu grup justru banjir pesanan.

“PT Chingluh Cikupa adalah perusahaan satu grup dengan PT Victory Chingluh Indonesia dan memproduksi sepatu yang sama. Namun di sana justru sedang banjir orderan,” ungkap Andi.

KASBI menilai PHK massal ini merupakan bentuk eksploitasi terhadap buruh dan kegagalan pemerintah dalam mencegah krisis ketenagakerjaan.

“Manajemen PT VCI menjadikan PHK sebagai solusi instan tanpa pernah membuka data kerugian secara transparan, tanpa kesungguhan mencari opsi pencegahan, dan tanpa memperhitungkan sisi kemanusiaan,” tegas Andi.

Ia juga memperingatkan bahwa gelombang PHK akan memperbanyak angka pengangguran dan kemiskinan, serta mendorong buruh masuk ke siklus kerentanan sosial seperti utang dan praktik rentenir.

KASBI mengaku telah melakukan audiensi dengan Disnaker dan DPRD Kabupaten Tangerang, namun hingga kini belum ada solusi konkret untuk menghentikan PHK massal tersebut. “Artinya, pemerintah pun tidak becus menangani kasus-kasus pencegahan PHK,” pungkas Andi. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN