Ini Tanggapan Guru dan Tenaga Pendidik di Asahan Akan Dapat Program MBG

Petugas SPPG sedang mempersiapkan pendistribusian makanan pada program MBG. (Foto: Perdana/Mistar)
Asahan, MISTAR.ID
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kini tak hanya menyasar pelajar, tetapi juga diperluas bagi guru dan tenaga kependidikan (tendik).
Kebijakan ini diumumkan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan para pendidik dan akan mulai berjalan pada 2026 mendatang.
Namun, kebijakan baru tersebut menuai beragam tanggapan dari guru maupun tenaga pendidik di Kabupaten Asahan. Sejumlah guru dan tendik menilai program ini baik, tetapi masih ada persoalan mendasar yang lebih penting untuk diperhatikan.
Nur Hayati, seorang guru honorer di salah satu sekolah menengah di Asahan yang enggan disebut namanya, mengungkapkan kegembiraannya sekaligus keraguannya.
“Kami tentu senang karena diperhatikan pemerintah. Tapi kalau ditanya mana yang lebih dibutuhkan, sejujurnya kesejahteraan guru honorer jauh lebih mendesak dibandingkan program makan gratis,” ucapnya kepada wartawan, Selasa (16/9/2025).
Hal senada disampaikan Mukhlisin, salah seorang admin sekolah negeri di Kisaran. Ia menilai, program MBG berpotensi membebani anggaran tanpa memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan pendidik.
“Intinya lebih baik memikirkan program kesejahteraan guru daripada MBG. Kalau guru sejahtera, otomatis mereka bisa bekerja lebih maksimal untuk anak didik,” katanya.
Selain itu, beberapa orang tua murid di Asahan juga memberikan pandangan kritis. Mereka menganggap, meski niat pemerintah baik, tetap ada kekhawatiran soal kualitas makanan.
“Banyak orang tua lebih yakin dengan makanan yang disiapkan sendiri di rumah. Jadi program MBG ini jangan sampai jadi proyek formalitas tanpa memperhatikan kualitas gizi dan kebersihan,” ujar Ismanto, seorang wali murid di Kisaran.
Meski menuai pro dan kontra, Pemerintah Kabupaten Asahan mengaku akan tetap mengikuti arahan pusat sembari menunggu mekanisme teknis distribusi MBG bagi guru dan tendik. Pemerintah daerah juga menekankan pentingnya evaluasi berkala agar program ini benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat pendidikan.
Sementara itu, Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin, di sela peresmian SPPG di Kisaran mengatakan, ada sekitar 86 ribu penerima manfaat program MBG di Asahan dan saat ini baru sekitar 50 persen yang menerima manfaat.
"Tujuan utama program ini adalah memastikan seluruh siswa memperoleh asupan gizi seimbang. Kami akan terus memperluas cakupan sekolah dan jumlah siswa yang dilayani sesuai dengan ketersediaan SPPG dan anggaran yang ada," katanya berharap.
Dengan adanya beragam pandangan tersebut, kebijakan perluasan program MBG menjadi momentum bagi pemerintah untuk menyeimbangkan upaya meningkatkan gizi warga sekolah dan mendorong kesejahteraan guru yang selama ini masih menjadi persoalan klasik di daerah. (perdana/hm25)
























