Saturday, July 12, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Sakelar Bahan Bakar Air India Diduga Pindah Otomatis Sebelum Jatuh

journalist-avatar-top
Sabtu, 12 Juli 2025 12.28
sakelar_bahan_bakar_air_india_diduga_pindah_otomatis_sebelum_jatuh

Kecelakaan pesawat Air India menewaskan 260 orang. (foto: reuters)

news_banner

New Delhi, MISTAR.ID

Laporan awal investigasi tragedi jatuhnya pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner mengungkap fakta mencengangkan, sakelar bahan bakar kedua mesin pesawat secara tiba-tiba berpindah dari posisi "RUN" ke "CUTOFF" hanya beberapa detik setelah lepas landas.

Disampaikan oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) dan dilansir dari AFP, Sabtu (12/7/2025), laporan itu belum menyimpulkan penyebab utama kecelakaan ataupun pihak yang bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan 260 orang—termasuk 242 penumpang dan kru, serta 19 orang di darat. Hanya satu orang penumpang yang selamat.

Dalam laporan sepanjang 15 halaman, disebutkan pesawat lepas landas dari Ahmedabad menuju London pada 12 Juni 2025. Saat mencapai kecepatan tertinggi yang tercatat, sakelar bahan bakar mesin 1 dan mesin 2 berpindah dari "RUN" ke "CUTOFF" hanya dalam selisih satu detik.

“Dalam rekaman suara kokpit, salah satu pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa mematikan sakelar bahan bakar. Pilot yang ditanya menjawab bahwa dia tidak melakukannya,” tulis laporan tersebut.

Akibat perpindahan sakelar itu, pesawat kehilangan daya dan mulai kehilangan ketinggian secara drastis. Sakelar kemudian sempat dikembalikan ke posisi "RUN", dan kedua mesin mulai menyala kembali. Namun, tak lama kemudian terdengar seruan darurat "MAYDAY MAYDAY MAYDAY" dari salah satu pilot.

Petugas lalu lintas udara sempat bertanya mengenai kondisi darurat, namun saat itulah pesawat terdeteksi jatuh dan tim penyelamat segera dikerahkan ke lokasi kecelakaan.

Situs penerbangan spesialis The Air Current menyebutkan penyelidikan kini fokus pada mekanisme dan kemungkinan kegagalan sistem sakelar bahan bakar, meski analisis penuh bisa memakan waktu berbulan-bulan atau lebih lama, dan fokus penyelidikan dapat berubah seiring perkembangan data. (mtr/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN