Tawuran Belawan (3-Habis) Polisi Tak Bisa Sendiri, Solusi Butuh Pendidikan dan Ekonomi

Para terduga tawuran di Belawan ditangkap polisi. (insert:sejumlah barang bukti yang diamankan). (foto:dokumen/mistar)
Belawan, MISTAR.ID
Di balik bentrokan dan malam yang gaduh, Belawan menyimpan kisah remaja yang terjebak dalam tradisi dan keterbatasan. Kemiskinan, minimnya akses pendidikan, serta terbatasnya lapangan pekerjaan menjelma menjadi persoalan yang rumit.
Menurut Kabid Humas Polda Sumatera Utara (Sumut), Kombes Pol Ferry Walintukan, solusi tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan polisi. Penanganan harus dilakukan bersama keluarga, tokoh agama, dan para pemangku kepentingan untuk kembali merawat masa depan anak-anak.
“Tawuran di Belawan merupakan persoalan kompleks. Tidak bisa hanya melibatkan kepolisian. Harus ada kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari RT, RW, lurah, camat, hingga TNI, termasuk Angkatan Laut yang memiliki markas besar di Belawan,” ujar Ferry, Rabu (17/9/2025).
Ferry menegaskan, penindakan hukum saja tidak cukup. “Harus ada perhatian pada aspek pendidikan, infrastruktur, dan kesempatan kerja. Jika hanya mengandalkan penegakan hukum, masalah tawuran tidak akan terselesaikan,” katanya.
Selain penindakan hukum, lanjut Ferry, perlu ada pendekatan langsung melalui jalur agama, kelompok masyarakat, serta keluarga. “Semua pihak harus punya tujuan yang sama, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus dilakukan bersama-sama,” ujarnya.
Patroli Berkala
Sebagai langkah nyata, pihak kepolisian menggelar patroli gabungan secara berkala dan melakukan berbagai penindakan langsung di lapangan, mulai dari pembubaran massa hingga imbauan kepada masyarakat.
“Kami juga mengajak seluruh pihak untuk menyosialisasikan masalah ini agar masyarakat tidak lagi terlibat tawuran,” jelas Ferry.
Selain itu, kepolisian mengintensifkan Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) bersama Polres Pelabuhan Belawan dan Polda Sumut, melibatkan Direktorat Narkoba, Direktorat Sabhara, dan Direktorat Kriminal Umum.
Polisi juga menegaskan pentingnya peran masyarakat untuk tidak mendukung peredaran narkoba. “Narkoba merupakan salah satu pemicu awal terjadinya tindak pidana dan tawuran,” tegas Ferry.
Polda Sumut sendiri mencatat, sepanjang Januari–Agustus 2025 berhasil diungkap 238 kasus penyalahgunaan dan peredaran narkotika di wilayah Belawan, dengan 279 tersangka dan barang bukti berupa 28,74 kg sabu, 41.396 butir ekstasi, serta 13 kg ganja kering.
Penyelesaian Lintas Sektoral
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut juga menyoroti maraknya tawuran di Belawan. Kepala Operasional KontraS Sumut, Adinda Zahra Noviyanti, menilai penyelesaiannya tidak bisa hanya melalui pendekatan hukum.
“Harus ada penyelesaian lintas sektor dengan kajian ekonomi, sosial, dan politik yang komprehensif, agar solusi menyentuh akar persoalan,” kata Adinda.
Berdasarkan hasil investigasi KontraS, tawuran di Belawan dipengaruhi oleh kemiskinan struktural dan tradisi turun-temurun. Pelakunya mayoritas remaja berusia 14–19 tahun, banyak di antaranya putus sekolah akibat keterbatasan ekonomi.

Lokasi yang diduga kerap dijadikan tempat perkumpulan massa tawuran sebelum melakukan tawuran. (foto:deddy/mistar)
Pendidikan dan Ekonomi sebagai Solusi
Kurama Foundation menilai tawuran merupakan “bahasa putus asa” generasi muda pesisir yang kehilangan ruang belajar, hidup di bawah tekanan ekonomi, dan merasa ditinggalkan negara.
“Fenomena ini bukan sekadar kenakalan remaja, melainkan alarm kegagalan negara menghadirkan pendidikan bermakna dan ekonomi yang layak,” ujar Direktur Kurama Foundation, Rahmad Muhammad.
Ia mencatat, dalam lima tahun terakhir setidaknya tujuh nyawa melayang akibat tawuran di Belawan. Angka putus sekolah di kawasan itu diperkirakan mencapai 1.500 anak.
Menurut Rahmad, solusi nyata harus menyentuh akar masalah: pendidikan dan ekonomi. Pemerintah harus menyediakan sekolah ramah anak, lapangan kerja, serta ruang kreatif bagi generasi muda.
“Kalau itu tidak ada, kita hanya sedang menghitung korban berikutnya,” tegasnya.
Tekan Pengangguran
Seperti apa solusi dari Pemerintah Kota (Pemko) Medan? Melalui Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan, Kota Medan, Illyan Chandra Simbolon, menuturkan mereka mengaku fokus pada dua isu besar di kawasan Medan Utara, yakni membuka peluang kerja dan menjaga keamanan wilayah pesisir.
Yakni membuka peluang kerja dan menjaga keamanan di kawasan Medan Utara. Job Fair rutin digelar untuk mengurangi pengangguran, sementara kerja sama dengan TNI AL diperkuat untuk menekan peredaran narkoba.
Illyan menyebutkan bahwa meski ada efisiensi anggaran, pihaknya tetap menyelenggarakan Job Fair, termasuk melalui aplikasi Sistem Informasi Terpadu Ketenagakerjaan (SIDUTA) untuk memperbarui informasi lowongan kerja.
“Jumlah kegiatannya tentu berkurang dengan adanya efisiensi tahun ini. Meski begitu tetap kita gelar meski terkadang berdampingan dengan kegiatan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lainnya di kecamatan. Contohnya seperti kegiatan MPP Roadshow di kawasan Medan Utara. Kita tetap menggelar Job Fair meski kesannya menumpang. Artinya, kita terus berupaya agar angka pengangguran ini bisa ditekan,” kata Illyan, Rabu (17/9/2025).
Dalam setiap kegiatan Job Fair, Illyan menyebutkan, pihaknya selalu menyertakan beberapa lowongan pekerjaan, termasuk perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
“Di SIDUTA juga sering kita share ketika ada pelatihan maupun lowongan pekerjaan. Jadi bagi para pencari kerja kami sarankan agar masuk ke dalam SIDUTA sehingga mengetahui perkembangan informasi terkait lowongan pekerjaan yang ada,” pungkasnya.
Wali Kota Bahas Kekondusifan
Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, bersama Komandan Daerah Angkatan Laut (Dankodaeral) I, Laksamana Muda TNI Deny Septiana, sepakat memperkuat koordinasi menjaga keamanan Medan Utara, termasuk menekan peredaran narkoba yang banyak masuk melalui jalur laut.
“Pemko Medan juga tengah mendorong penguatan poskamling dan siskamling sesuai arahan Mendagri untuk menjaga keamanan kota, khususnya Medan Utara,” kata Rico di Rumah Dinas Wali Kota Medan, Jalan Sudirman, Rabu (17/9/2025).
Rico juga membahas persoalan narkoba, di mana peredaran narkoba di Kota Medan masuknya melalui jalur laut. "Kami berharap bagaimana kerjasama dengan TNI AL dan BNN untuk memperketat dan menekan peredaran narkoba, sebab masuknya narkoba banyak dari laut,” ujarnya.
Laksamana Muda Deny Septiana menegaskan TNI AL berkomitmen mendukung penuh Pemko Medan khususnya di Medan Utara termasuk kawasan pesisir.
“Kami mendukung penuh Pemko Medan menjaga keamanan laut dan pesisir, termasuk penanganan sedimentasi di kawasan Sicanang,” ujarnya. (deddy/rahmad/matius/hm16)


























