The Fed Tahan Suku Bunga, Rupiah Melemah hingga Rp16.460/USD per 31 Juli 2025

Ilustrasi, Rupiah dan Dolar AS. (foto:dokumen/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%–4,50% dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pada 30 Juli 2025.
Keputusan ini berdampak langsung terhadap nilai tukar rupiah, yang melemah hingga menyentuh Rp16.460 per dolar AS, level terendah dalam lebih dari satu bulan terakhir.
The Fed Belum Beri Sinyal Penurunan Suku Bunga
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa inflasi di AS masih berada di atas target 2% dan menegaskan belum ada urgensi untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Ia juga menambahkan bahwa efek dari kebijakan tarif impor yang diberlakukan pemerintah AS masih belum sepenuhnya tercermin dalam data ekonomi.
Meski terdapat perbedaan pandangan di antara anggota FOMC — dengan Michelle Bowman dan Christopher Waller menyarankan pemangkasan suku bunga sebesar 0,25% — keputusan mayoritas tetap memilih untuk mempertahankan suku bunga.
Dampak terhadap Rupiah dan Respons BI
Kebijakan The Fed yang cenderung hawkish memicu penguatan dolar AS secara global, sehingga menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Bank Indonesia (BI) merespons kondisi ini dengan menahan BI Rate di level 5,25% sejak 16 Juli 2025, serta melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing guna menjaga stabilitas nilai tukar dan menahan laju inflasi.
Insight Ekonomi: Tekanan Global Masih Tinggi
Berikut rangkuman poin penting terkait dampak keputusan The Fed terhadap kondisi makroekonomi Indonesia:
1. Menahan suku bunga tidak cukup menenangkan pasar: Dolar AS menguat, sementara rupiah kembali tertekan di tengah arus keluar modal asing.
2. Bank Indonesia mempertahankan BI Rate tetap tinggi (5,25%) sebagai upaya menjaga stabilitas makro, meskipun berisiko menahan laju pertumbuhan ekonomi domestik.
3. Prospek pelemahan rupiah masih terbuka, terutama jika sentimen global memburuk dan tekanan fiskal meningkat.
4. BI menunggu arah kebijakan The Fed sebelum melakukan penyesuaian suku bunga. Fokus utama saat ini adalah menjaga nilai tukar dan inflasi dalam batas yang terkendali.
Tantangan BI: Menjaga Stabilitas dan Dukung Ekonomi
Meskipun keputusan The Fed memberi sinyal kehati-hatian terhadap inflasi global, bagi Indonesia situasi ini menimbulkan tantangan tersendiri: menjaga stabilitas moneter tanpa mengorbankan pemulihan ekonomi domestik.
Bank Indonesia kini berada dalam posisi strategis yang sulit — harus menyeimbangkan antara upaya menjaga kestabilan rupiah dan kebutuhan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tekanan eksternal yang tinggi. (berbagaisumber/hm27)