Tuesday, July 22, 2025
home_banner_first
EKONOMI

BI Turunkan Suku Bunga Jadi 5,25 Persen, Destry Damayanti: Penting untuk Dorong Pertumbuhan dan Jaga Rupiah

journalist-avatar-top
Selasa, 22 Juli 2025 16.07
bi_turunkan_suku_bunga_jadi_525_persen_destry_damayanti_penting_untuk_dorong_pertumbuhan_dan_jaga_rupiah

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dalam pembukaan Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2025, Jumat (18/7/2025) lalu. (Foto: Amita Aprilia/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen, dari sebelumnya 5,50 persen menjadi 5,25 persen. Langkah ini diambil sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang terus berlangsung.

Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, pada Selasa (22/7/2025). Ia berharap, penurunan suku bunga ini juga diikuti oleh perbankan dengan menurunkan suku bunga kredit agar daya dorong ekonomi semakin kuat.

"Kenapa [penurunan] penting? Karena saat ini, kita tengah menghadapi situasi global yang sedang tidak baik-baik saja, kebijakan presiden AS yang berubah-ubah. Dampak akan terasa jika kita bicara di sektor keuangan, khususnya berkaitan dengan nilai tukar, saham, dan obligasi," tuturnya.

Respons Cepat Sektor Riil Jadi Kunci

Meski sektor keuangan cukup terpengaruh oleh situasi global, menurut Destry, sektor riil Indonesia masih memiliki peluang untuk bertahan, asalkan respons kebijakan dilakukan dengan cepat dan tepat.

"Pasar domestik kita luas. Asalkan responsnya cepat, kita bisa mitigasi dampaknya. Global boleh tidak stabil, tapi ekonomi domestik harus terus diperkuat," ujarnya.

Stabilitas Rupiah dan Pengendalian Inflasi

Destry juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, karena depresiasi mata uang dapat berdampak langsung pada harga bahan baku, biaya investasi, dan inflasi.

"Kalau rupiah melemah terlalu dalam, kita akan menghadapi kesulitan—harga bahan baku naik, investasi jadi mahal, dan tekanan inflasi meningkat. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi BI," ujarnya.

Penguatan Sistem Pembayaran dan Kolaborasi Lembaga

Selain menjaga stabilitas makroekonomi, BI juga terus memperkuat sistem pembayaran nasional.

Hal ini dilakukan melalui kolaborasi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam rangka menjaga ketahanan sistem keuangan nasional. (amita/hm27)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN