Pemerintah Siapkan Divestasi 12% Saham Freeport, Bahlil Pastikan Nilainya Kecil

Saham Freeport bakal diambil lagi Indonesia (Foto: Istimewa/Mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Pemerintah Indonesia berencana menambah kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 12%. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa nilai divestasi tersebut relatif kecil, namun tetap memerlukan perhitungan matang dan akan direalisasikan setelah tahun 2041.
“Divestasi ini nilainya sangat kecil sekali, tapi akan dilakukan setelah 2041,” ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, pembahasan dengan pihak Freeport Indonesia terus dilakukan untuk memastikan kelanjutan operasional tambang Grasberg. Saat ini, produksi konsentrat tembaga dan emas masih berasal dari hasil eksplorasi 2003–2004, dengan puncak produksi diprediksi menurun pada 2035.
“Kalau tidak segera dilakukan pembicaraan mengenai perpanjangan izin dan eksplorasi, kita bisa kehilangan waktu,” tambahnya.
Pemerintah Bahas IUPK dan Pajak 25 Persen
Bahlil menjelaskan bahwa pembicaraan lanjutan dengan Freeport akan dilakukan pada awal November 2025 untuk memfinalisasi poin-poin utama, termasuk perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), penambahan saham 12%, serta penetapan Pajak Penghasilan (PPh) Badan sebesar 25%.
“Yang pertama adalah penambahan saham 12%, yang kedua PPh Badan tetap di 25%, walaupun secara nasional sudah turun di bawah 22%. Ini untuk optimalisasi pendapatan negara,” jelasnya.
Selain itu, Freeport juga diminta membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan di Papua, serta melibatkan lebih banyak pengusaha lokal dalam proyek masa depan. “Kita ingin manfaat yang diperoleh negara benar-benar optimal,” kata Bahlil.
Produksi Freeport Mulai Pulih Usai Longsor
Bahlil juga memastikan bahwa produksi tambang bawah tanah Freeport kembali berjalan pasca longsor di area Grasberg Block Cave, Tembagapura, Papua, yang menewaskan tujuh pekerja. “Saya sudah berbicara dengan Pak Tony Wenas (Presdir PTFI), produksinya sudah bisa dimulai lagi, tapi tetap akan diaudit total,” ujarnya.
Freeport-McMoRan Pastikan Divestasi dan Perpanjangan Kontrak
Induk usaha PTFI, Freeport-McMoRan Inc. (FCX), dalam laporan keuangan kuartal III/2025 menyebutkan akan mempertahankan kepemilikan saham 49% hingga tahun 2041, kemudian berkurang menjadi sekitar 37% setelahnya. Divestasi 12% saham kepada Indonesia menjadi bagian dari syarat perpanjangan IUPK.
FCX menyatakan perjanjian tata kelola dengan Indonesia akan tetap berlaku selama masa operasi sumber daya tambang. “Perpanjangan ini akan memperkuat keberlanjutan operasi berskala besar dan membuka peluang pengembangan sumber daya tambahan di distrik Grasberg,” kata Presiden dan CEO FCX Kathleen Quirk.
Proyek Kucing Liar Jadi Andalan Produksi Jangka Panjang
Dalam laporannya, FCX mengungkapkan bahwa proyek tambang jangka panjang Kucing Liar di kawasan Grasberg ditargetkan menghasilkan lebih dari 7 miliar pon tembaga dan 6 juta ons emas antara 2029–2041. Hingga 30 September 2025, investasi proyek ini sudah mencapai US$1 miliar dan diperkirakan menelan biaya total hingga US$4 miliar.
Sementara itu, CEO Danantara Rosan P. Roeslani memastikan proses finalisasi divestasi 12% saham Freeport kepada Indonesia telah memasuki tahap akhir. “Insya Allah segera ditandatangani, semua kesepakatan utama sudah tercapai,” ujarnya.
Setelah divestasi selesai, kepemilikan Indonesia di PTFI melalui MIND ID akan meningkat dari 51,2% menjadi sekitar 63,2%, semakin memperkuat posisi nasional dalam pengelolaan tambang tembaga dan emas terbesar di dunia itu.
(hm17)
BERITA TERPOPULER

























