Zeira Salim: Sumut Masih Dihantui Narkoba, Kriminalitas, dan Kemiskinan Menjelang 80 Tahun Kemerdekaan RI

Wakil Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan, Zeira Salim Ritonga. (foto: ari/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumatera Utara, Zeira Salim Ritonga, menyoroti berbagai persoalan sosial yang masih membayangi masyarakat Sumatera Utara (Sumut), menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.
“Memasuki delapan dekade kemerdekaan, kita masih dihadapkan pada berbagai persoalan sosial yang belum terselesaikan, terutama di Sumut. Mulai dari tingginya angka penyalahgunaan narkoba, meningkatnya kriminalitas, hingga kondisi perekonomian masyarakat yang masih jauh dari sejahtera,” ujar Zeira kepada MISTAR, Senin (11/8/2025).
Sumut Masih Darurat Narkoba dan Kriminalitas
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengungkapkan keprihatinannya atas peringkat Sumut yang masih menjadi wilayah dengan tingkat penyalahgunaan narkoba tertinggi di Indonesia.
“Sumut masih berada di peringkat pertama dalam kasus narkoba. Gubernur Sumut, Pak Bobby, juga telah menyuarakan bahwa Sumut harus merdeka dari narkoba. Ini menjadi pekerjaan rumah yang sangat penting bagi kita semua,” ucap Bendahara PKB Sumut tersebut.
Selain itu, menurut Zeira, maraknya tawuran, pencurian, dan aksi premanisme menunjukkan bahwa kondisi sosial di Sumut masih belum stabil dan memerlukan langkah cepat serta terukur.
“Iklim sosial yang tidak kondusif ini harus segera kita perbaiki. Butuh upaya pencegahan yang terstruktur, dengan target waktu yang jelas agar masalah ini tidak terus terjadi,” ujarnya.
Dorong Sinergi Antar-Instansi untuk Penanganan Sosial
Zeira mendesak aparat penegak hukum, khususnya Polda Sumut, untuk bersinergi dengan Satpol PP serta organisasi kemasyarakatan dalam menangani masalah sosial.
“Pihak kepolisian harus aktif bekerja sama dengan semua pihak terkait. Jika perlu, tindakan tegas dan terukur harus diambil untuk menekan angka kriminalitas dan peredaran narkoba di Sumut,” ucapnya.
Kemiskinan Masih Jadi Tantangan Besar
Tidak hanya narkoba dan kriminalitas, Zeira juga menyoroti tingginya angka kemiskinan di Sumut. Ia menyebut, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut per September 2024, angka kemiskinan masih berada di kisaran 7,19 persen.
“Fakta ini menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat masih sangat rendah. Pemerintah daerah, khususnya Pemprov Sumut, harus lebih serius menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan potensi lokal,” katanya.
Ia menambahkan, fenomena gelandangan dan anak-anak jalanan yang masih sering terlihat di berbagai sudut Kota Medan menjadi potret buram kesejahteraan sosial yang perlu segera diatasi.
“Kita sering melihat anak-anak kecil menjual makanan ringan atau meminta-minta di warung-warung makan. Ini tidak bisa dibiarkan. Mereka seharusnya sekolah, bukan mencari nafkah,” tuturnya.
Harapan di Usia 80 Tahun Indonesia
Zeira menutup pernyataannya dengan harapan agar momentum 80 tahun kemerdekaan Indonesia menjadi titik balik bagi perbaikan kondisi sosial di Sumatera Utara.
“Ini catatan penting bagi kita. Kita berharap Indonesia bisa benar-benar bangkit, dan Sumut bisa menjadi provinsi yang sejahtera, bebas dari narkoba dan kriminalitas. Semua ini bisa dicapai jika program-program pusat dan daerah dijalankan dengan baik,” ujarnya mengakhiri. (ari/hm27)