Bahu Jalan Dikuasai Pedagang, Bikin Pasar Dwikora Semrawut dan Sepi

Pedagang kaki lima di Pasar Dwikora Pematangsiantar (Foto:gideon/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kondisi Pasar Dwikora atau yang dikenal juga dengan sebutan Pasar Perluasan, semakin hari kian memprihatinkan. Lapak-lapak liar berdiri tak beraturan di atas bahu jalan, saling menempel satu sama lain, hingga membuat pasar terlihat semrawut dan kumuh. Akibatnya, masyarakat mulai enggan berbelanja di pasar tradisional tersebut.
Seorang pedagang pemilik kios, Suratman Manurung, mengeluhkan maraknya pedagang kaki lima yang terus bertambah setiap bulan tanpa adanya pengaturan jelas.
"Jalan makin sempit, sementara kami yang berjualan agak ke dalam menjadi sepi," kata Suratman, Rabu (2/7/2025).
Menurutnya, banyak pedagang kaki lima yang bebas memindah-mindahkan lapaknya sesuka hati tanpa mempertimbangkan posisi pedagang lain. Selain itu, parkir liar dari kendaraan para pedagang turut memperparah kekumuhan dan mempersempit akses pembeli.
"Contohnya seperti kamilah, depan toko ini ada lapak, di depannya ada lagi, sampai tiga lapis. Gimana caranya masuk ke lapak kami, harus masuk-masuk melawati meja pedagang lainnya," ucapnya.
Ia menyebut kondisi paling parah terjadi pada malam hari, ketika truk-truk bermuatan sayuran, cabai, dan bawang memenuhi area pasar, bahkan menutupi ruko-ruko yang ada. Kemacetan pun tak terhindarkan.
"Kiri kanan itu pedagang, macet sampai hampir di depan SMA Negeri 2," ujarnya.
Suratman berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk melakukan penataan ulang Pasar Dwikora, yang sebenarnya merupakan salah satu pusat perbelanjaan tradisional terbesar di Pematangsiantar.
"Kalau begini terus, pantas masyarakat memilih belanja ke swalayan. Gak macet dan becek seperti di sini," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya (PD PHJ), Bolmen Silalahi, sebelumnya telah mengakui kondisi dua pasar tradisional besar di Siantar, yakni Pasar Horas dan Pasar Dwikora, memang sangat kompleks.
"Pembenahan Pasar Horas dan Pasar Dwikora membutuhkan fokus, kajian yang panjang dan membutuhkan waktu lama," kata Bolmen.
Dengan semakin masifnya kekumuhan dan kemacetan, publik kini menantikan aksi nyata dari pemerintah daerah untuk mengembalikan fungsi pasar tradisional sebagai ruang publik yang tertib, bersih, dan nyaman bagi semua pihak. (gideon/hm17)