Tuesday, August 19, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Bentrok Hunuth–Hitu Dipicu Tawuran Pelajar, Satu Tewas dan Belasan Rumah Terbakar

journalist-avatar-top
Selasa, 19 Agustus 2025 20.25
bentrok_hunuthhitu_dipicu_tawuran_pelajar_satu_tewas_dan_belasan_rumah_terbakar

Ilustrasi foto, Bentrok Hunuth–Hitu Dipicu Tawuran Pelajar, Satu Tewas dan Belasan Rumah Terbakar. (foto:kemenkes/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Bentrok antarwarga kembali pecah di Ambon. Kali ini, warga Desa Hunuth dan Desa Hitu, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, terlibat dalam konflik berdarah yang dipicu oleh tawuran antarpelajar, Selasa (19/8/2025).

Kerusuhan ini menyebabkan satu orang tewas, belasan rumah terbakar, dan sejumlah warga mengungsi ke balai pertanian setempat. Aparat keamanan langsung dikerahkan untuk mengendalikan situasi.

Kronologi: Dari Tawuran Pelajar ke Bentrok Antarwarga

1. Pemicu Awal: Tawuran di Kawasan Durian Patah

- Pelajar SMK Negeri 3 Ambon dari Desa Hunuth dan Hitu bentrok di sekitar Durian Patah.

- Seorang pelajar asal Hitu, berinisial AP, tewas akibat tusukan senjata tajam oleh pelaku yang belum diketahui identitasnya.

- Insiden ini memicu amarah keluarga korban dan warga Hitu, yang kemudian melakukan penyerangan ke wilayah Hunuth.

2. Eskalasi Kekerasan: Penyerangan dan Pembakaran

- Massa menyerbu dan membakar lebih dari 15 rumah, termasuk kantor desa Hunuth, menggunakan bom molotov.

- Warga dari kedua belah pihak menggunakan tombak, busur panah, batu, dan senjata tajam dalam bentrokan.

- Kepala Desa Hunuth dianiaya di kantornya, sementara dua warga lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di RS Otto Kuyk Passo.

3. Respons Aparat: Penanganan dan Imbauan

- Ratusan personel TNI-Polri, termasuk Brimob Polda Maluku, diturunkan untuk mengendalikan situasi.

- Perbatasan desa sempat ditutup dan baru dibuka kembali setelah kondisi dinyatakan kondusif pada malam harinya.

- Kapolda Maluku, Irjen Pol Dadang Hartanto, mengimbau warga agar tidak terprovokasi oleh isu dan hoaks yang menyebar di media sosial.

Analisis: Bentrok yang Lebih Dalam dari Sekadar Tawuran

1. Faktor Historis dan Kultural

- Desa Hitu (Kabupaten Maluku Tengah) dan Hunuth (Kota Ambon) berada dalam yurisdiksi berbeda, menimbulkan dualitas administratif.

- Riwayat konflik masa lalu, terutama pasca kerusuhan Ambon 1999–2002, belum sepenuhnya sembuh.

- Stereotip negatif turun-temurun memperkuat mentalitas “kampung musuh”.

2. Kegagalan Sistem Deteksi Dini (Early Warning)

- SMK Negeri 3 Ambon dikenal sebagai titik rawan tawuran berulang.

- Minimnya program rekonsiliasi antarwilayah dan lemahnya kontrol keluarga mempercepat eskalasi.

- Tidak ada pendekatan psikososial di lingkungan sekolah pasca-konflik sebelumnya.

3. Peran Media Sosial dalam Memperparah Situasi

- Video tawuran dan ajakan balas dendam menyebar luas di berbagai grup WhatsApp.

- Akun-akun anonim menyebarkan hoaks, seperti narasi "pembunuhan direncanakan", yang mempercepat mobilisasi massa.

- Sentimen emosional mendorong aksi balasan tanpa konfirmasi fakta.

Korban dan Dampak

- AP (pelajar Hitu): Tewas akibat tusukan senjata tajam.

- 2 warga luka-luka akibat terkena serpihan molotov dan panah.

- Kepala Desa Hunuth: Cedera fisik dan trauma akibat penganiayaan.

- 15+ rumah dan fasilitas umum dilaporkan hangus terbakar.

- Puluhan warga mengungsi karena rumah mereka rusak atau tidak aman.

Kesimpulan: Bentrokan antara warga Hunuth dan Hitu menunjukkan bahwa konflik sosial di Ambon masih rentan dipicu hal-hal kecil seperti tawuran pelajar.

Meski aparat telah menenangkan situasi, penanganan akar masalah—mulai dari edukasi damai di sekolah, penguatan peran keluarga, hingga kontrol informasi digital—menjadi kunci untuk mencegah konflik serupa di masa depan. (berbagaisumber/*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN