Thursday, October 2, 2025
home_banner_first
EKONOMI

KFC Indonesia Catat Utang Rp3,97 T, Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Karyawan

Kamis, 2 Oktober 2025 14.34
kfc_indonesia_catat_utang_rp397_t_tutup_19_gerai_dan_phk_400_karyawan

Salah satu gerai KFC. (foto:indonesiainvestments/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Emiten pengelola restoran cepat saji KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), membukukan total liabilitas atau utang sebesar Rp3,97 triliun hingga semester I 2025. Angka ini meningkat dibandingkan posisi akhir Desember 2024 yang tercatat Rp3,40 triliun.

Direktur Fast Food Indonesia, Wahyudi Martono, menjelaskan peningkatan liabilitas tersebut dipicu langkah perseroan melakukan refinancing atau pembiayaan kembali dengan pinjaman baru.

“Perubahan itu terjadi karena pada 2025 kami melakukan refinancing terhadap fasilitas yang ada. Fasilitas jangka pendek dibayar penuh, lalu diganti dengan fasilitas jangka panjang,” kata Wahyudi dalam Public Expose virtual, Kamis (2/10/2025).

Dari sisi ekuitas, FAST mencatat pertumbuhan tipis menjadi Rp129,94 miliar pada semester I 2025 dari Rp127,73 miliar pada Desember 2024. Wahyudi menyebut hal ini mencerminkan upaya efisiensi yang dilakukan, mulai dari penyesuaian jumlah kru di gerai hingga penggabungan pusat dukungan menjadi terpusat di Jakarta.

Langkah efisiensi tersebut juga berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK). Hingga September 2025, FAST menutup 19 gerai dan melakukan PHK terhadap sekitar 400 karyawan. Meski demikian, sebagian besar gerai tidak ditutup permanen, melainkan direlokasi ke lokasi yang dinilai lebih potensial.

“Ke depan, kami akan tetap melakukan ekspansi dalam bentuk pembukaan gerai baru maupun relokasi gerai lama yang kurang produktif,” jelas Wahyudi.

Dari sisi kinerja keuangan, FAST masih membukukan rugi bersih Rp138,75 miliar sepanjang semester I 2025. Meski demikian, kerugian ini turun signifikan sekitar 60% dibandingkan periode yang sama 2024 yang mencapai Rp348,83 miliar.

Pendapatan perseroan tercatat Rp2,40 triliun, turun 3,12% dibandingkan semester I 2024 yang mencapai Rp2,48 triliun. Namun, beban pokok penjualan menurun menjadi Rp961,44 miliar dari Rp1,05 triliun. Dengan demikian, laba bruto FAST justru naik menjadi Rp1,44 triliun dari sebelumnya Rp1,42 triliun.

Adapun total aset perusahaan tercatat Rp4,10 triliun pada semester I 2025, meningkat dari Rp3,52 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

FAST mengakui masih menghadapi tantangan berat, termasuk dampak pandemi Covid-19 pada 2020, boikot pada 2023–2024, serta penurunan daya beli masyarakat pada 2025 yang menekan transaksi penjualan. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN