Saturday, September 27, 2025
home_banner_first
MEDAN

Dosen UINSU: Disabilitas Butuh Ruang, Pemerintah Harus Lebih Inklusif

Sabtu, 27 September 2025 20.50
dosen_uinsu_disabilitas_butuh_ruang_pemerintah_harus_lebih_inklusif

Dosen Ilmu Hukum UINSU, Ahmat Fauri. (foto:susan/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Dosen Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Ahmat Fauri, menegaskan bahwa penyandang disabilitas tidak hanya membutuhkan peluang, melainkan ruang untuk berkembang secara setara.

“Ruang saja kasih, maka peluang akan berdatangan. Tapi kalau hanya peluang, itu datangnya sesekali dan jarang. Ketika ruang tersedia, kesempatan akan muncul dengan sendirinya,” ujar Fauri dalam Podcast Mistar, Sabtu (27/9/2025).

Ia mencontohkan dirinya yang diberi ruang untuk mengajar sebagai dosen di kampus almamaternya, UINSU. Menurutnya, pengalaman tersebut membuktikan bahwa ruang lebih berharga bagi disabilitas dibanding sekadar peluang sesaat.

Namun, Fauri menilai perhatian pemerintah dan masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) terhadap kebutuhan disabilitas masih minim. Ia menyoroti fasilitas publik yang seharusnya diperuntukkan bagi difabel, seperti toilet khusus di rest area jalan tol, sering digunakan masyarakat umum hanya karena tidak ingin mengantre.

“Sudah jelas ada label untuk disabilitas, tapi tetap dipakai juga oleh masyarakat umum. Walau memang minim masyarakat disabilitas yang mungkin lalu lalang atau melakukan perjalanan, tapi kesadaran peduli masih kurang,” kata lulusan Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Lebih lanjut, Fauri menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur, fasilitas pendidikan, hingga akses kerja bagi penyandang disabilitas belum sepenuhnya inklusif. Ia meminta DPR RI maupun pemerintah daerah segera menggagas regulasi yang menjamin hak-hak disabilitas secara menyeluruh.

“Perhatikanlah kami, wahai para pemerintah. Kami juga bagian dari masyarakat Sumut, masyarakat Indonesia. Kami ingin merasakan fasilitas yang inklusif sebagaimana mestinya,” ujarnya.

Menurutnya, banyak penyandang disabilitas kesulitan memperoleh pekerjaan, padahal masyarakat umum pun masih menghadapi tantangan yang sama. Ia kembali menegaskan bahwa pemberian ruang adalah kunci agar kaum difabel dapat berkarya.

“Regulasi inklusif harus hadir agar kaum disabilitas bisa hidup dan berkembang secara layak, baik di bidang pendidikan, ekonomi, maupun sosial,” pungkasnya. (susan/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN