Thursday, November 6, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Rupiah Menguat ke Rp16.680 per Dolar AS: Sentimen The Fed dan Data PDB Jadi Penopang

Mistar.idKamis, 6 November 2025 14.27
FN
rupiah_menguat_ke_rp16680_per_dolar_as_sentimen_the_fed_dan_data_pdb_jadi_penopang

Ilustrasi, Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat. (foto:ai/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (6/11/2025). Berdasarkan data Refinitiv, rupiah bergerak di kisaran Rp16.680 per dolar AS, menguat sekitar 0,12 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.700.

Penguatan ini sekaligus menjadi sinyal positif setelah beberapa pekan terakhir rupiah berada dalam tekanan akibat sentimen global dan ekspektasi kebijakan moneter Amerika Serikat.

Faktor Pendorong Penguatan Rupiah

1. Data Ekonomi Domestik yang Solid

Data rilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB) kuartal III-2025 mencapai 5,04 persen year-on-year (yoy). Capaian ini lebih tinggi dari proyeksi beberapa analis yang memperkirakan pertumbuhan di bawah 5 persen.

Kinerja yang tetap tangguh menjadi katalis positif bagi kepercayaan pasar terhadap rupiah, di tengah tekanan ekonomi eksternal yang masih membayangi.

2. Dolar AS Melemah di Pasar Global

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah tipis 0,15 persen ke level 100,05 pada pagi hari ini. Pelemahan tersebut terjadi setelah rilis data ekonomi AS yang menunjukkan perlambatan aktivitas manufaktur serta ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menahan suku bunga acuannya dalam waktu lebih lama.

Kondisi ini memberikan ruang bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, untuk bergerak lebih stabil.

3. Sentimen Pasar dan Arus Modal Asing

Meski rupiah menguat, analis menilai potensi penguatan masih terbatas. Investor asing tetap berhati-hati terhadap prospek kebijakan moneter AS dan dinamika geopolitik global. Arus keluar (capital outflow) dari pasar obligasi dan saham domestik masih menjadi risiko yang perlu diwaspadai.

Dampak bagi Ekonomi dan Pelaku Pasar

- Importir dan Pengusaha: Penguatan rupiah dapat sedikit menurunkan biaya impor bahan baku dan konsumsi barang. Namun, volatilitas tetap tinggi sehingga pelaku usaha disarankan melakukan lindung nilai (hedging).

- Investor: Stabilitas nilai tukar dapat menjadi sinyal positif bagi portofolio investor, terutama di tengah upaya pemerintah menjaga defisit transaksi berjalan.

- Masyarakat Umum: Daya beli terhadap produk impor bisa sedikit meningkat, tetapi kurs di kisaran Rp16.600–Rp16.700 per dolar AS masih relatif mahal dibandingkan level ideal di bawah Rp16.500.

Tantangan ke Depan

Meskipun penguatan hari ini memberi napas bagi rupiah, tekanan dari faktor global belum sepenuhnya reda.

- Suku bunga tinggi di AS masih menahan aliran modal masuk ke pasar berkembang.

- Kenaikan harga minyak dunia berpotensi memperlebar defisit transaksi berjalan Indonesia.

- Sentimen geopolitik dan ketegangan regional juga menjadi faktor eksternal yang dapat memicu volatilitas.

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap aktif melakukan intervensi di pasar valas dan menjaga stabilitas rupiah melalui kebijakan suku bunga serta operasi moneter.

Kesimpulan: Penguatan rupiah ke level Rp16.680 per dolar AS hari ini menjadi sinyal optimisme baru bagi pasar keuangan domestik. Dukungan dari data ekonomi yang kuat dan pelemahan dolar AS memberi ruang bagi rupiah untuk bertahan, meski tekanan eksternal belum benar-benar berakhir.

Pelaku pasar kini menantikan kebijakan The Fed berikutnya dan strategi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar menjelang akhir tahun. (berbagaisumber/hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN