Wednesday, July 30, 2025
home_banner_first
SIANTAR SIMALUNGUN

Respons Lambat Pemkab Simalungun, Petani Hutabayu Raja Rugi Ribuan Ton Gabah

journalist-avatar-top
Selasa, 29 Juli 2025 16.23
respons_lambat_pemkab_simalungun_petani_hutabayu_raja_rugi_ribuan_ton_gabah

Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih saat meninjau irigasi rusak di Hutabayu Raja, Simalungun. (foto: Diskominfo Simalungun)

news_banner

Simalungun, MISTAR.ID

Ratusan petani di Kecamatan Hutabayu Raja, Kabupaten Simalungun, mengalami kerugian besar akibat kerusakan saluran irigasi yang belum juga diperbaiki.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun baru menindaklanjuti laporan warga setelah mendapat tekanan, di mana Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih, turun langsung ke lokasi longsornya irigasi di Dusun Bah Tongguruan, Kelurahan Huta Bayu, Selasa (29/7/2025).

Kehadiran Anton disambut oleh Camat Hutabayu Raja, Ferry Risdoni Sinaga, serta sejumlah warga yang menyampaikan langsung keluh kesah mereka. Salah satunya seorang warga bernama boru Saragih, mendesak agar irigasi segera diperbaiki karena berdampak langsung pada keberlangsungan pertanian masyarakat.

Saluran irigasi yang jebol tersebut mengairi sekitar 750 hektare lahan sawah di tiga wilayah yakni Kelurahan Huta Bayu, Nagori Silakkidir, dan Nagori Maligas. Jika tidak segera diperbaiki, lahan-lahan itu terancam gagal panen.

“Saya prihatin melihat kondisi ini. Lahan yang biasanya hijau dan produktif kini terancam kering. Saya sudah perintahkan seluruh jajaran untuk bertindak cepat,” ujar Anton.

Ia langsung menginstruksikan Kepala Pelaksana BPBD Simalungun, Resman Saragih, bersama Dinas PUPR dan Dinas Pertanian untuk segera memetakan kerusakan dan menyusun rencana perbaikan darurat. Target perbaikan ditetapkan rampung dalam waktu dua hingga tiga bulan guna menyambut musim tanam berikutnya.

Bupati juga berdialog langsung dengan warga, membahas kebutuhan mendesak seperti air alternatif dan solusi jangka panjang dalam menjaga ketahanan pangan.

Sementara itu, Camat Hutabayu Raja, Ferry Risdoni Sinaga, mengungkapkan para petani telah kehilangan satu musim tanam akibat kerusakan ini.

“Kalau dikalkulasi, cukup besar kerugiannya. Dari 700 hektare lebih, setiap hektar biasanya menghasilkan 6,5 hingga 7 ton gabah. Dengan harga gabah basah saat ini sekitar Rp7.000 per kilogram, potensi kerugian bisa mencapai lebih dari 4.875 ton gabah atau sekitar Rp34 miliar,” ujar Ferry.

Seperti diketahui, saluran irigasi tersebut rusak sejak akhir Februari 2025 akibat curah hujan tinggi. Masyarakat bersama pemerintah nagori dan kelurahan, telah menyampaikan laporan hingga empat kali ke Pemkab Simalungun. Pada April 2025, Bupati sempat menyatakan bahwa perbaikan akan diproses.

Namun, pada 21 Juli lalu, Bupati menyatakan belum dapat memastikan tindak lanjut. “Saya mau lihat dulu, kan kalau bencana itu ada batas waktunya,” ujar Anton saat itu. (indra/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN