Orang Tua Pantau Program MBG Lewat Media Sosial Usai Kasus Keracunan Toba

Siswa SMP di Medan sedang santap Makan Bergizi Gratis (foto:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kekhawatiran orang tua terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali muncul setelah kasus dugaan keracunan MBG di Kabupaten Toba. Meski demikian, sejumlah wali murid di Medan memilih tetap tenang dan memantau langsung pelaksanaan program MBG melalui media sosial.
Salah satu orang tua, Revita Febbyola, mengaku selalu mengawasi makanan anaknya setiap hari. Ia pernah menemukan sayuran basi dan beberapa kali anaknya tidak menerima MBG karena kualitasnya tidak layak, namun mayoritas anaknya tetap menikmati MBG dengan baik.
“Aku pantau setiap hari. Pernah sekali sayurannya basi, dan pernah juga semua tidak dapat MBG karena kabarnya basi. Tapi selebihnya anakku makan habis dan senang,” ujar Revita, Selasa (28/10/2025).
Salah satu hal yang menenangkan Revita adalah adanya akun Instagram resmi MBG di tiap wilayah yang memudahkan orang tua memantau kualitas MBG. Menurutnya, sekolah anaknya termasuk kategori MBG khusus yang dikelola oleh Lanud, sehingga lebih terkontrol.
Meski demikian, Revita menegaskan bahwa masih ada penyedia pangan SPPG yang bekerja asal-asalan dan tidak melibatkan ahli gizi, sehingga pengawasan tetap diperlukan.
“Bukan programnya yang salah, tapi orang-orang yang menentukan SPPG-nya harus bersih dan profesional,” katanya.
Peran Orang Tua Penting dalam Program MBG
Revita menekankan bahwa pengawasan orang tua sangat penting. Anak-anak yang alergi atau makanan yang sudah basi tidak boleh dikonsumsi, sehingga kolaborasi antara sekolah, penyedia MBG, dan orang tua menjadi kunci keberhasilan program ini.
“Sekolah anakku pernah menolak MBG karena hasil uji kelayakan menunjukkan basi. Artinya, sekolahnya masih peduli. Kalau anak alergi ya jangan dimakan, kalau basi jangan dilahap. Semua pihak harus ambil peran,” ujarnya.
Sementara itu, Natalia, orang tua dari salah satu korban keracunan MBG di Toba, mengaku panik saat mengetahui kasus tersebut. Ia bersyukur anaknya telah pulih dan mengingatkan anaknya agar tidak menerima ataupun menyantap MBG lagi.
“Takut lah kita. Jangan lah sampai terjadi lagi yang seperti ini,” ucapnya.
Melalui pantauan media sosial, banyak orang tua di Toba dan daerah lain juga menunjukkan kekhawatiran. Beberapa orang tua bahkan membuat surat tidak setuju atau menolak MBG untuk anaknya.
“Beberapa hari lalu dapat kabar MBG akan dilaksanakan di sekolah anakku. Syukurnya diberi kesempatan membuat surat setuju atau tidak setuju. Dengan kesadaran penuh, saya buat surat tidak setuju,” tulis akun Trisna. (hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Makanan Ini Bisa Bantu Kurangi Risiko Kram Otot saat OlahragaBERITA TERPOPULER



























