Fosil Telur Dinosaurus Berusia 86 Juta Tahun Ditemukan di China

Ilustrasi fosil telur dinosaurus. (foto: iStockphoto)
Jakarta, MISTAR.ID
Tim ilmuwan di China berhasil menemukan sekelompok fosil telur dinosaurus berusia 86 juta tahun di kawasan cagar fosil Qinglongshan, wilayah China bagian tengah. Usia telur purba tersebut ditentukan menggunakan teknik penanggalan canggih uranium-lead (U-Pb), yang dikenal sebagai metode "jam atom" karena tingkat presisinya yang tinggi.
Dilansir CNN, Senin (15/9/2025), para peneliti menerapkan teknologi mikro-laser untuk mengambil sampel dari cangkang telur yang telah membatu. Sampel tersebut kemudian diuapkan untuk menganalisis rasio antara atom uranium dan timbal—kunci dalam menentukan usia geologis secara akurat.
Penemuan ini merupakan penanggalan langsung pertama yang dilakukan terhadap fosil di kawasan Qinglongshan. Wilayah ini diketahui menyimpan lebih dari 3.000 fosil telur dinosaurus di tiga lokasi berbeda. Yang menarik, sebagian besar telur tersebut masih terawetkan dalam bentuk tiga dimensi, mempertahankan bentuk aslinya dengan baik.
Mayoritas telur yang ditemukan berasal dari spesies Placoolithus tumiaolingensis, kelompok Dendroolithidae. Meski demikian, identitas dinosaurus yang meletakkan telur-telur ini masih belum dapat dipastikan. Ukuran telur berkisar antara 12 hingga 17 cm, dengan ketebalan cangkang mencapai 2,4 mm.
Berbeda dengan metode penanggalan konvensional yang mengandalkan umur sedimen di sekitar fosil, teknik U-Pb memungkinkan penanggalan langsung pada mineral karbonat dalam fosil itu sendiri. Hal ini membuat hasilnya lebih spesifik dan akurat.
Menurut Bi Zhao dari Hubei Institute of Geosciences, ide untuk menggunakan metode ini muncul secara tak sengaja melalui diskusi dengan peneliti speleothem (formasi gua seperti stalagmit).
“Kami memutuskan untuk mencobanya pada telur dari Qinglongshan, dan hasilnya sangat jelas serta dapat diandalkan,” ujar Zhao dalam wawancara melalui email.
Heriberto Rochin-Banaga, pakar geokronologi dari University of Toronto yang tidak terlibat langsung dalam studi ini, menyebut teknik U-Pb sebagai salah satu metode penanggalan paling presisi saat ini. Namun, ia mengingatkan teknik ini membutuhkan peralatan laboratorium yang sangat canggih dan kondisi pengujian yang ketat.
Zhao juga menambahkan tidak semua fosil dapat dianalisis menggunakan metode U-Pb, karena keberhasilannya tergantung pada keberadaan mineral karbonat primer dalam fosil serta konteks geologisnya.
Penemuan ini membuka peluang baru untuk penelitian paleontologi dan penanggalan fosil di masa depan, terutama di kawasan Asia yang kaya akan warisan geologis. (mtr/hm24)
NEXT ARTICLE
iPhone Air 2025: Super Tipis, Penuh Keterbatasan