Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari ini

Karyawan sedang menghitung uang dolar AS di Jakarta. (foto: bisnis/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (4/11/2025). Pelaku pasar mencermati tekanan dari faktor global, termasuk arah kebijakan suku bunga dan ketidakpastian fiskal di Amerika Serikat, serta data aktivitas manufaktur domestik.
"Pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.670-Rp16.730," kata Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas PT Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi.
Pelemahan ini setelah sore kemarin, mata uang rupiah ditutup melemah 45 point dilevel Rp.16.676. Menurut Ibrahim, pergerakan rupiah dipengaruhi sentimen eksternal dan internal.
Dari sisi eksternal, Federal Reserve memangkas suku bunga 25 basis poin pekan lalu. Namun, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell bahwa pemangkasan lanjutan bukanlah sesuatu yang pasti membuat pasar kembali berhati-hati. Sikap tersebut memicu penyesuaian ekspektasi pasar dan mendorong penguatan dolar AS ke level tertinggi tiga bulan.
Selain itu, penutupan pemerintahan Amerika Serikat memasuki pekan kelima tanpa kemajuan politik yang signifikan. Kondisi tersebut menunda rilis sejumlah indikator ekonomi penting dan meningkatkan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap aktivitas ekonomi AS.
Situasi geopolitik turut menambah tekanan. Ukraina menyerang salah satu pelabuhan minyak utama Rusia di Laut Hitam, memicu kekhawatiran gangguan pasokan energi global. Ketegangan meningkat setelah serangan balasan Rusia ke wilayah Zaporizhzhia.
Di sisi lain, pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Busan pekan lalu menghasilkan komitmen untuk mengurangi hambatan perdagangan. Pembicaraan meliputi potensi pengurangan tarif AS dan rencana Tiongkok meningkatkan impor dari AS.
Meski positif, perkembangan ini belum sepenuhnya meredam volatilitas pasar. Dari dalam negeri, aktivitas manufaktur Indonesia menunjukkan perluasan selama tiga bulan berturut-turut. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Oktober 2025 mencapai 51,2, meningkat dari 50,4 pada September, menandakan ekspansi sektor manufaktur.
Kenaikan tersebut didorong peningkatan produksi, aktivitas pembelian, serta kebutuhan tenaga kerja. Permintaan domestik tercatat meningkat, sementara permintaan ekspor turun dalam dua bulan terakhir akibat pelemahan pasar global. Namun tekanan biaya masih tinggi.
Produsen mencatat lonjakan harga bahan baku yang mendorong biaya input ke level tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Perusahaan juga cenderung berhati-hati meneruskan kenaikan biaya kepada konsumen sehingga harga jual hanya naik tipis demi menjaga daya saing.
Sementara itu, sebagian pelaku industri meningkatkan kapasitas untuk mengimbangi permintaan baru, sementara lainnya memilih memanfaatkan stok barang jadi yang tersedia, membuat persediaan sedikit menurun.
BERITA TERPOPULER



Susunan Pemain dan Link Live Streaming Timnas Indonesia Piala Dunia U-17 2025: Garuda Muda Vs Zambia




















