Talkshow Gema Sahabat Menuju PAUD Bermutu Tahun 2025 di Labuhanbatu

dr Maya memberikan paparan terkait pendidikan anak inklusi. (foto:yazis/mistar)
Labuhanbatu, MISTAR.ID
Bunda PAUD Labuhanbatu, dr Hj Maya Hasmita, menggelar Talkshow Gema Sahabat: Menuju PAUD Bermutu Tahun 2025 yang berlangsung di Aula Gedung PKK Labuhanbatu, Jalan WR Supratman, Kecamatan Rantau Utara, Kamis (2/10/2025).
Dalam kegiatan tersebut, dr Maya didampingi Ketua Pokja Bunda PAUD Kabupaten Labuhanbatu, Nurleha Ritonga, dan Kepala SD Negeri 15 Rantau Selatan, Defa.
Bunda PAUD memberikan perhatian khusus kepada anak-anak inklusi dengan memberikan kesempatan belajar yang setara dan adil bagi semua anak. Menurutnya, anak-anak inklusi merupakan anak istimewa bagi orang tua, pemerintah, dan masyarakat.
“Untuk itu, kami akan memasukkan mereka ke sekolah dasar bagi anak-anak inklusi yang tidak mengganggu, agar mereka dapat tumbuh dan belajar bersama anak-anak lainnya. Guru-guru juga sudah kami berikan pelatihan agar dapat menerima anak-anak inklusi tersebut,” ujarnya.
Selain itu, Bunda PAUD berkomitmen memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak di Labuhanbatu, termasuk 13 tahun wajib belajar dan 1 tahun wajib mengenyam pendidikan PAUD.
Bagi anak-anak kurang mampu, Bunda PAUD mengimbau orang tua untuk melaporkannya ke pihak kecamatan, kelurahan, atau desa.
“Pemerintah Kabupaten sudah membuat MoU untuk memberikan pendidikan gratis dan akan menempatkan anak-anak tersebut di sekolah yang dekat dengan tempat tinggal mereka,” kata dr Maya.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk ikut mensosialisasikan program-program dalam Gema Sahabat.
“Saya berharap bapak dan ibu menjadi perpanjangan tangan kami untuk menyosialisasikan program-program tersebut kepada masyarakat. Semua ini dilakukan untuk mencerdaskan anak-anak Labuhanbatu dan mewujudkan generasi emas tahun 2045,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala SD Negeri 15 Rantau Selatan, Defa, menambahkan beberapa inovasi yang dilakukan, antara lain Sapa Sada (Satu PAUD Satu Desa), Satu Hati PAUD (Satu Tahun Harus Ikut PAUD), Gempar (Gerakan Empower PAUD dan UMKM Kolaborasi), Ceria (Ciptakan Edukasi Ramah Inklusi Anak Usia Dini), Ketapang (Ketahanan Pangan), Aplikasi baru Sibunda (Sinergi Bersama untuk Nilai Diri Anak), Klinik PAUD, dan Mentor PAUD.
Sedangkan Ketua Pokja Bunda PAUD, Nurleha Ritonga, berharap tidak ada lagi anak usia 5 sampai 1 tahun yang tidak bersekolah. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dari Dirjen PAUD mengenai wajib belajar 13 tahun dan 1 tahun pra sekolah.
“Kami juga akan menyiapkan psikolog di Klinik PAUD untuk anak inklusi. PAUD yang dikembangkan di Kabupaten Labuhanbatu adalah PAUD Holistik Integratif yang terintegrasi dengan kesehatan dan pengembangan psikologi anak, serta menerapkan program pemerintah melalui 7 kebiasaan anak Indonesia hebat,” tutur Nurleha. (hm27)
BERITA TERPOPULER

Fenerbahce vs Nice: Preview, Head to Head, Prediksi Skor, Line Up, dan Analisis Taktik Europa League








