Kisah Haru dari SMP Negeri 34 Medan, Menu MBG Dibawa Pulang untuk Ibu

Siswa SMP Negeri 34 Medan, Ricky Setiawan, tersenyum malu saat akan mengeluarkan kotak bekal dari laci mejanya untuk memindahkan MBG agar dapat dibawa pulang ke rumah. (foto: susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah tidak hanya memberi manfaat gizi bagi siswa, tetapi juga memunculkan kisah-kisah unik di lapangan. Di SMP Negeri 34 Medan, ada siswa yang justru memilih membawa pulang makanan untuk dibagi kepada orang tua di rumah.
Seperti Ricky Setiawan, 13 tahun. Ia lebih memilih MBG yang diperoleh dimasukkan ke kotak bekal daripada dimakan langsung di sekolah. Alasannya, ia ingin berbagi bersama ibunya.
Ia tampak malu-malu mengeluarkan kotak bekal dari laci mejanya. Dengan sigap Setiawan memindahkan nasi dan juga lauk ke dalam kotak bekalnya. Sementara buah pisang, dimasukkan langsung ke dalam tasnya.
Bagi Setiawan, lauk yang paling disukai adalah ayam. Namun sayangnya, siswa kelas VIII itu sama sekali tidak suka sayur. Ia selalu meninggalkan sayur dalam ompreng MBG nya.
“Nggak suka sayur. Gak pernah bawa (sayur),” ujarnya saat ditemui Mistar di dalam kelas, Kamis (2/10/2025).
Siswa lainnya, Mikha, 14 tahun, mengaku selalu senang dan menerima apapun lauk dari MBG. Ia juga tidak terlalu berharap dengan menu susu dan telur setiap hari. “Yang penting (MBG) sehat, bersih dan bisa dimakan,” ujarnya.
Berbeda dengan Setiawan, Mikha justru tidak pernah menyentuh buah selama adanya program MBG di sekolah mereka. Ia mengaku tidak menyukai buah apapun.
Terpisah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Sori Muda Harahap, mengatakan sekolahnya menjadi salah satu dari yang pertama menerima program ini sejak Februari 2025.
“Sejak awal mulai uji coba (MBG) di Kota Medan, sekolah kita sudah dapat. Tapi semua penerima didasarkan pada data Dapodik, bukan asal tunjuk,” katanya.

Seorang guru sedang membagikan MBG per kelas. (foto: susan/mistar)
Jumlah siswa penerima pun ikut menyesuaikan seiring mutasi dari para orang tua murid. “Awalnya ada 831 siswa, tapi setelah enam bulan berjalan, bergeser jadi 823. Ada yang keluar, ada juga yang masuk. Data selalu diperbarui tiap enam bulan sekali,” tuturnya.
Pembagian MBG di sekolah ini dilakukan menjelang jam pulang. Siswa dipanggil per kelas, lalu makan di dalam kelas masing-masing dengan didampingi guru. “Guru wajib mendampingi siswa sampai selesai makan. Jadi, selain distribusi tertib, kebersihannya juga terjaga. Kemudian nanti mereka mengembalikan lagi omprengannya ke tempat semula,” ucapnya.
Sori Muda menegaskan sejak awal mendapatkan MBG, sekolah mereka tidak pernah mendapatkan makanan basi atau hal negatif lainnya.
“Alhamdulillah sejak bulan Februari sampai sekarang ini, kita tidak pernah dapat makanan basi. Kalau dulu awal-awal sempat ada bau, langsung ditarik dan diganti. Sekarang sudah aman,” tuturnya.
Sori Muda menambahkan, sejauh ini menu harian selalu dikirim oleh penyedia kepada pihak sekolah. Namun, ia berharap ada pembedaan menu sesuai jenjang pendidikan. “Jangan disamakan menu TK sampai SMA. Kalau sama, anak SMP kadang kurang cocok. Lebih baik dibedakan supaya sesuai kebutuhan gizi dan usia,” katanya.
Selain itu, ia menyebut ada kabar baik yang ditunggu-tunggu para guru. Di mana mulai Januari 2026, para guru juga akan mendapatkan MBG.
“Kemarin waktu rapat, disampaikan rencananya mulai Januari 2026 guru juga akan dapat MBG. Ini kabar yang ditunggu, karena guru juga sering bersama siswa sampai siang," ujarnya. (susan/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Festival Minat dan Bakat SD di Sergai, Panggung Kolaborasi Pendidikan dan Wadah PotensiBERITA TERPOPULER
Fenerbahce vs Nice: Preview, Head to Head, Prediksi Skor, Line Up, dan Analisis Taktik Europa League









