Thursday, July 3, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Dari Riau ke NFL: Aksi “Aura Farming” Pacu Jalur Bikin Travis Kelce Joget

journalist-avatar-top
Kamis, 3 Juli 2025 17.52
dari_riau_ke_nfl_aksi_aura_farming_pacu_jalur_bikin_travis_kelce_joget

Tradisi pacu menembus panggung global usai viral atas adegan pemandunya (Foto:istimewa/msitar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Ketika Kansas City Chiefs bersorak untuk sang bintang NFL Travis Kelce, siapa sangka sorak-sorai itu akan bergema hingga ke Sungai Kuantan, Riau, Indonesia. Dalam sebuah unggahan TikTok pada 2 Juli 2025, Kelce terlihat menari lincah mengikuti koreografi khas "Aura Farming" tren global yang akarnya justru berakar dari ritual budaya Pacu Jalur, lomba mendayung tradisional yang telah berusia lebih dari satu abad.

Dengan caption “Aura has been farmed,” lengkap dengan tagar #Indonesia #BoatKid dan #AuraFarming, aksi Kelce bukan hanya memperkuat daya tarik tren, melainkan juga memperkenalkan warisan budaya lokal Indonesia ke panggung dunia.

Fenomena ini bermula dari aksi seorang anak bernama Dika, penari cilik yang mencuri perhatian saat menari di haluan perahu tim Tuah Koghi dalam lomba Pacu Jalur di Teluk Kuantan, Riau. Dengan kacamata hitam dan busana adat serba hitam, Dika menari penuh percaya diri di ujung perahu yang melaju cepat, menciptakan kombinasi estetika budaya dan kepercayaan diri yang kemudian dikenal sebagai “Aura Farming.”

Video aksi Dika yang pertama kali diunggah oleh akun @kuantanesia menjadi viral, bahkan menarik perhatian klub-klub besar dunia seperti PSG dan AC Milan. Musik latar "Young Black & Rich" dari Melly Mike pun jadi ciri khas tren ini, menggantikan "Dom Dom Yes Yes" yang sempat memuncaki TikTok tahun lalu.

Pacu Jalur memiliki sejarah panjang sejak abad ke-17 sebagai alat transportasi utama warga di sepanjang Sungai Kuantan. Perahu besar atau jalur sepanjang 25–40 meter ini awalnya digunakan untuk mengangkut hasil bumi dan penumpang. Seiring waktu, jalur berhias dengan ukiran kepala hewan dan ornamen adat menjadi simbol status sosial.

Baru pada awal abad ke-20, pacu jalur mulai diperlombakan. Mulanya untuk merayakan hari besar Islam, lalu berubah menjadi peringatan Hari Kemerdekaan RI setiap Agustus. Tradisi ini menjadi agenda pariwisata nasional sejak 2020 dan kini mendatangkan ratusan ribu penonton tiap tahunnya.

Di atas jalur, setiap peran punya makna. Dika, misalnya, bukan sekadar penari. Ia adalah "Anak Coki" penari ujung yang menjaga semangat dan keseimbangan perahu. Di tengah, ada Timbo Ruang, pemimpin irama, dan di buritan Tukang Onjai, sang pengemudi. Keberadaan Anak Coki tidak hanya artistik, tetapi juga strategis, karena bobotnya ringan dan geraknya dinamis.

Menurut laporan Kumparan, Dika lebih takut “timnya kalah ketimbang tercebur ke sungai,” menunjukkan betapa dalamnya ikatan emosi antara anak-anak Kuansing dan tradisi mereka.

Budaya Lokal, Relevansi Global

Fenomena Aura Farming membuktikan bahwa budaya lokal Indonesia bisa relevan dan memikat audiens global di era digital. Istilah ini mengacu pada “memanen aura” atau memancarkan karisma dan kepercayaan diri yang mampu menarik simpati digital.

Tren ini bukan hanya soal joget viral. Ia menjadi bentuk ekspresi dan kebanggaan, sekaligus pengingat bahwa budaya yang dijaga dengan cinta bisa menemukan tempatnya di panggung dunia. Dalam satu tarikan dayung, Pacu Jalur bukan hanya lomba antar jalur, tetapi juga perlombaan membawa warisan Indonesia ke masa depan.

Dari Sungai ke Seluruh Dunia

Jika dulu Pacu Jalur memperingati ulang tahun Ratu Wilhelmina, kini ia memperingati kejayaan warisan lokal yang berhasil “menaklukkan” algoritma TikTok. Dari Sungai Kuantan ke layar-layar ponsel di seluruh dunia, aura Dika dan budaya yang dibawanya telah berhasil dipanen. Dan yang lebih penting, ia dipanen dengan bangga. (hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN