Medan, MISTAR.ID

Pengamat Sosial Sumatera Utara (Sumut), Agus Suriadi, menilai persoalan maraknya pengibaran bendera One Piece di kalangan masyarakat merupakan ekspresi budaya dan identitas.

“Saya melihat fenomena maraknya pengibaran bendera One Piece di kalangan masyarakat dalam momen menjelangperingatan hari Kemerdekaan RI saat ini, mencerminkan beberapa aspek sosial dan budaya yang perlu kita cermati,” ujarnya pada Mistar, Senin (11/8/2025).

Pasalnya, bendera One Piece, yang merupakan simbol dari sebuah anime dan manga populer menunjukkan bagaimana budaya pop dapat mempengaruhi masyarakat.

“Banyak orang, terutama generasi muda, merasa terhubung dengan karakter dan cerita dalam One Piece. Ini menunjukkan jika mereka mencari identitas dan ekspresi diri melalui budaya yang mereka konsumsi,” ucap Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP USU tersebut.

Meski mencerminkan ekspresi, menurut Agus, pengibaran bendera One Piece dapat mengurangi penghormatan terhadap simbol negara, yaitu Bendera Merah Putih.

“Penghormatan terhadap bendera nasional adalah bagian penting dari rasa nasionalisme dan identitas kebangsaan kita,” kata Agus.

Lebih jauh, fenomena pengibaran bendera One Piece menjadi tantangan terhadap rasa nasionalisme di kalangan generasi muda.

“Jika mereka lebih memilih simbol dari budaya luar ketimbang simbol negara, ini bisa menjadi sinyal ada yang perlu diperbaiki dalam pendidikan dan penanaman nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya.

Sebelumnya, viral di beberapa wilayah Indonesia pengibaran bendera One Piece, tidak terkecuali di Sumut.

Salah satunya pada penutupan International Indonesian Pencak Silat Open Championship 2025 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut, Minggu (10/8/2025). (ari/hm20)