Komisi II DPRD Medan Minta Disdikbud Berperan Tingkatkan Capaian Imunisasi

Sekretaris Komisi II DPRD Kota Medan, H Iswanda Ramli. (foto: istimewa/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Sekretaris Komisi II DPRD Kota Medan, H Iswanda Ramli, meminta Pemko Medan untuk memperhatikan kondisi rendahnya capaian imunisasi pada anak. Menurutnya, rendahnya capaian imunisasi bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan (Dinkes), tapi tanggung jawab Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Medan.
“Semua OPD diharapkan bisa berperan dalam meningkatkan capaian imunisasi ini, terutama Disdikbud Medan,” ujarnya, Jumat (7/11/2025).
Politisi Demokrat ini mengatakan, capaian imunisasi pada siswa Sekolah Dasar (SD) di Kota Medan tergolong sangat rendah, meski Dinkes Medan melalui puskesmas telah 'menjemput bola' dengan melakukan imunisasi di sekolah-sekolah.
"Banyak orang tua siswa yang menolak anaknya untuk diimunisasi. Di sinilah peran Disdikbud melalui sekolah-sekolah untuk memberi pemahaman tentang pentingnya manfaat imunisasi bagi kesehatan,” katanya.
Untuk itu, Nanda meminta Disdikbud Kota Medan melalui sekolah-sekolah yang ada untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi pentingnya menyukseskan program imunisasi bagi siswa.
"Apalagi saat ini warga Kota Medan sedang diserang sejumlah virus, cukup banyak saat ini anak-anak yang terserang penyakit. Imunisasi ini sangat penting, ini harus diberikan pemahaman kepada masyarakat, demi kesehatan anak-anak kita," ucapnya.
Seperti diketahui, capaian program imunisasi Zero Dose di Kota Medan dinilai masih sangat rendah. Berdasarkan data dari Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK), persentase bayi dan anak yang mendapatkan imunisasi lengkap mengalami fluktuasi dan bahkan menurun pada tahun 2025.
Untuk program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), capaian imunisasi pada siswa SD tergolong rendah. Tahun 2023 hanya 1,48 persen siswa yang mengikuti imunisasi, meningkat menjadi 5,8 persen di 2024, namun pada 2025 hingga September kembali menurun menjadi 2,52 persen.
Pada Imunisasi Baduta Lengkap (IBL) untuk anak usia 12–24 bulan. Pada 2023 cakupannya hanya 16,23 persen, naik menjadi 55,08 persen di 2024, namun turun lagi menjadi 30,5 persen hingga September 2025.
Sementara untuk program Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bagi bayi usia 0–11 bulan, pada tahun 2023 cakupannya hanya mencapai 60,09 persen. Tahun 2024 meningkat menjadi 73,65 persen, namun pada tahun 2025 (Januari–September) kembali menurun menjadi 35,84 persen. (hm24)
























