Saham BUMN Naik 7,2%, Danantara Siap Guyur Proyek Rp600 Triliun

Presiden RI Prabowo Subianto (tengah) didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kedua kanan), dan CEO Danantara Rosan Roeslani (kanan) menekan tombol sirine peresmian operasional PT Lotte Chemical, Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025). foto:antara/Andi Firdaus/bisnis/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Saham-saham pelat merah dari emiten BUMN mulai menanjak. Sejak awal tahun, indeks BUMN terlikuid IDXBUMN20 tercatat naik 7,20% secara year-to-date per 6 November 2025, seiring meningkatnya optimisme terhadap injeksi investasi besar dari Danantara Indonesia untuk proyek strategis nasional.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kenaikan tersebut masih berada di bawah laju IHSG yang telah menguat 17,76% ke level 8.337 pada periode yang sama.
Optimisme dari Likuiditas dan Kebijakan Pemerintah
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menilai prospek saham BUMN akan semakin positif seiring potensi penurunan suku bunga, arus masuk dana asing, serta meningkatnya investasi strategis dari Danantara.
“Katalis utama bagi pasar tahun depan juga datang dari kebijakan fiskal ekspansif pemerintah, dorongan stimulus infrastruktur, serta potensi injeksi investasi Danantara pada berbagai proyek strategis BUMN,” ujar Liza kepada Bisnis, dikutip Mistar.id, pada Jumat (7/11/2025) malam.
Meski begitu, Liza mengingatkan tantangan masih ada dari sisi eksekusi proyek, tata kelola, dan fluktuasi harga komoditas yang tinggi, terutama di sektor energi.
Rekomendasi Saham Unggulan
Dalam peta rekomendasi sektor, ia masih menempatkan sektor perbankan yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) sebagai sektor pilihan.
Liza menyarankan untuk saham BMRI dengan strategi membeli saham saat harganya berhasil menembus (breakout) level resisten atau strategi membeli lebih banyak saham pada harga yang lebih tinggi dari pembelian awal average up lebih di level 4600.
Sementara untuk level support di target harga 4460-4440 atau 4320-4300. Sementara itu, Liza juga merekomendasikan saham BBRI 4.200–4.270 hingga 4.450.
Selain sektor perbankan, lanjutnya, sektor telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia Tbk.(TLKM) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) sebagai sektor dengan prospek overweight berkat arus kas yang kuat dan prospek dividen yang menarik.
Namun, Liza menyarankan investor bersikap hati-hati terhadap TLKM.
“Saat ini, strategi wait and see masih terbaik. Posisi spekulatif baru bisa diambil jika harga menembus Rp3.410–Rp3.500,” ujarnya.
Untuk jangka menengah, sektor energi dan utilitas seperti PGAS, PGEO, dan JSMR dipandang akan menopang pertumbuhan berkat dorongan transisi menuju energi hijau.
Adapun saham komoditas seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) tetap dipantau secara selektif karena volatilitas harga global.
“Sektor unggulan tetap bank dan telekomunikasi karena arus kas stabil dan potensi dividen tinggi,” katanya lebih lanjut.
Danantara Siap Danai 18 Proyek Hilirisasi
Dari sisi fundamental, dukungan besar datang dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI) Danantara, yang memastikan kesiapan pendanaan bagi 18 proyek hilirisasi senilai Rp600 triliun.
CEO BPI Danantara Rosan Roeslani mengatakan seluruh proyek yang telah lengkap dari sisi finansial, legalitas, administrasi, hingga teknologi akan segera digarap mulai 2026.
“Dari 18 proyek, ada berapa yang sudah oke, baik secara finansial, secara legal, administrasi, teknologi sudah oke itu bisa segera dijalankan,” ujarnya usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Kamis (6/11/2025).
Rosan menegaskan bahwa kondisi keuangan Danantara saat ini sangat kuat, didukung oleh peringkat kredit tertinggi (AAA) dari Pefindo dan Fitch.
“Pendanaan tidak ada masalah. Kita memiliki kapasitas finansial yang solid,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut proyek-proyek hilirisasi itu mencakup pembangunan pabrik Dimethyl Ether (DME) untuk menggantikan LPG hingga proyek kilang minyak nasional.
“Kami akan selesaikan di tahun ini [persiapan], untuk semuanya dan di 2026 langsung pekerjaan di lapangan bisa berjalan,” ujar Bahlil. (*/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Manfaat dan Mudarat Redenominasi Rupiah Rp. 1.000 jadi Rp1























