Ketua RKI: Pangan Lokal dan Alam Adalah Dua Sisi yang Tak Terpisahkan

Salah satu pertunjukan pada kegiatan JBAF. (foto:susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Jika lingkungan rusak, pangan lokal tidak akan ada lagi. Begitu pula sebaliknya, jika pangan lokal hilang, lingkungan juga akan rusak.
Hal itu disampaikan Kurator sekaligus Ketua Rumah Karya Indonesia (RKI), Ojax Manalu, dalam kegiatan Jong Batak’s Arts Festival (JBAF) 2025 di Taman Budaya Kota Medan, Senin (20/10/2025).
Menurut Ojax, pangan lokal bukan hanya soal makanan, tetapi juga mencerminkan relasi manusia dengan alam, masyarakat adat, dan cara hidup yang semakin terpinggirkan oleh arus industri modern.
“Selama sepuluh bulan saya belajar banyak soal ini. Tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara kebutuhan kita dan alam, bagaimana kita tidak rakus terhadap sesuatu yang justru merusak ekosistem,” ujarnya.
Ia menegaskan, pangan lokal dan lingkungan merupakan dua sisi yang saling menopang sekaligus bisa saling menghancurkan. Isu ini juga menjadi bentuk kekhawatiran para seniman, yang menyuarakannya melalui karya seni.
Lebih lanjut, Ojax menjelaskan bahwa tema ‘Ronggurnesia’ dalam JBAF bermakna ruang bersama untuk membahas berbagai persoalan sosial dan ekologis. Kata ronggur dalam bahasa Batak berarti petir, sementara dalam kajian lain dimaknai sebagai gabungan.
“Pangan lokal ini sebenarnya persoalan gabungan, problematika bersama. Karena itu, di belakangnya ada kata ‘Ronggurnesia’ yang berarti persoalan Indonesia,” jelasnya.
Ojax berharap, dengan mengangkat tema Ronggurnesia, setiap kegiatan dan diskusi yang dilakukan dapat menjadi seperti petir memberi kilatan pencerahan sekaligus peringatan.
“Kilatan-kilatan itu kadang tidak berbahaya, tapi kalau tidak diantisipasi, petir bisa memberi efek tertentu,” tambahnya.
Sebagai bagian dari JBAF, Ojax mengaku senang acara ini dapat terus berlanjut dan menjadi wadah regenerasi, refleksi, serta pembelajaran bagi para seniman di Kota Medan. (hm16)
BERITA TERPOPULER









