JBAF Angkat Isu Pangan Lokal, Kemenbud: Budaya Harus Menyentuh Masalah Sosial


Foto bersama usai pembukaan kegiatan JBAF ke-12 di Taman Budaya Medan. (foto: amita/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kebudayaan tak sekadar soal seni, tari, atau musik. Lebih dari itu, kebudayaan harus mampu menyentuh isu-isu sosial yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pernyataan tersebut disampaikan Irini Dewi Yanti, Direktur Bina SDM, Lembaga, dan Pranata Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, saat menghadiri Jong Batak’s Arts Festival (JBAF) ke-12 di Taman Budaya Kota Medan, Minggu (19/10/2025).
Menurut Irini, pengangkatan tema pangan lokal dalam perhelatan budaya ini sangat relevan karena menyentuh isu strategis nasional dan global: ketahanan pangan.
“Ketahanan pangan tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan. Ia merupakan bagian dari ekosistem sosial yang saling terhubung,” ujar Irini.
Ia menjelaskan, JBAF sejalan dengan program prioritas Kementerian Kebudayaan, salah satunya Manajemen Talenta Nasional, yang bertujuan membina dan mendampingi talenta budaya dari tingkat lokal hingga mendapat pengakuan di kancah internasional.
“Kami ingin menciptakan jalur pengembangan yang jelas, dari bibit, bebet, hingga bobot, bagi para talenta nasional,” katanya.
Irini juga mengungkapkan bahwa mulai tahun 2026, Kementerian Kebudayaan akan mengaktifkan pengelolaan Taman Budaya di berbagai daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Taman Budaya akan menjadi ruang presentasi bagi pengembangan bibit-bibit talenta nasional,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, M Odi Anggia Batubara, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap festival ini karena menjadi ruang berekspresi bagi generasi muda.
“Lewat JBAF, kita tunjukkan bahwa anak-anak muda Medan bisa maju tanpa meninggalkan akar budayanya,” kata Odi, membacakan pesan Wali Kota Medan, Rico Waas.
Ia juga mengajak peserta menjauhi hal-hal negatif seperti narkoba, judi, dan aktivitas merusak diri, serta mengisi waktu dengan hal-hal produktif dan bermanfaat. “Jadilah generasi yang mengembangkan potensi, berinovasi, dan membawa perubahan positif,” pesannya.
Pemerintah Kota Medan, lanjut Odi, terus mendukung ruang-ruang kreatif seperti program Car Free Night di kawasan Kesawan yang digelar dua minggu sekali.
“Car Free Night adalah beranda kreatif bagi seniman, musisi, dan pelaku olahraga. Kami membuka ruang ekspresi yang inklusif,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan pihaknya tengah menyiapkan kawasan strategis pariwisata berbasis budaya di Kota Medan, agar masyarakat dan wisatawan memiliki lebih banyak alasan datang, tak hanya untuk kuliner, tapi juga untuk budaya dan kreativitas.
PREVIOUS ARTICLE
Bupati Taput Dorong Ulos Jadi Identitas Budaya dan Sumber Ekonomi Lewat Festival Ulos 2025BERITA TERPOPULER






Der Klassiker Memanas! Bayern Munchen Unggul 1-0 Atas Dortmund di Babak Pertama Lewat Gol Harry Kane



