Monday, October 27, 2025
home_banner_first
KULINER

Gelombang Panas Ekstrem Ancam Punahnya Kepiting Berbulu yang Bergengsi di China

Mistar.idSenin, 27 Oktober 2025 15.14
FN
gelombang_panas_ekstrem_ancam_punahnya_kepiting_berbulu_yang_bergengsi_di_china

Ilustrasi, Kuliner Kepiting Berbulu yang Paling Bergengsi di China. (foto:nomfluence/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Tiga tahun terakhir menjadi masa paling sulit bagi Xie Dandan dan keluarganya, yang telah lebih dari satu dekade membudidayakan kepiting berbulu, salah satu hidangan paling bergengsi di China.

Reuters melansir bahwa sejak 2022, suhu tinggi dan musim panas yang kian panjang terus mengganggu siklus pemuliaan hewan bercakar berbulu ini.

“Setiap tahun cuaca semakin buruk,” kata Xie, 34 tahun, di tengah tangki penuh kepiting yang siap dikirim kepada pelanggan. “Kami sudah harus siap mental untuk kerugian besar.”

Dampak Langsung Gelombang Panas

Kepiting berbulu — atau Chinese mitten crab — bisa dijual hingga ratusan dolar di pasar internasional seperti Singapura dan Jepang. Namun, keuntungan itu kini terancam oleh cuaca ekstrem.

Petani di Danau Yangcheng, Provinsi Jiangsu, harus memutar otak agar kepiting tetap hidup di tengah suhu yang mencapai lebih dari 30°C hingga akhir Oktober. Kondisi itu menunda masa kematangan kepiting dan memperlambat pertumbuhan mereka.

“Petani bergantung sepenuhnya pada belas kasihan langit,” ujar Xie, mengenang tahun lalu ketika topan terkuat sejak 1949 merusak jaring dan sistem oksigenasi di kolam mereka.

Ilmuwan: Risiko Kematian dan Penyakit Meningkat

Menurut Kenneth Leung, pakar lingkungan laut dari City University of Hong Kong, suhu tinggi memperburuk tiga hal bagi kepiting, yaitu pertumbuhan melambat, oksigen dalam air berkurang, dan bakteri tumbuh lebih cepat.

Selama siklus budidaya, kepiting harus melalui proses molting (ganti kulit) hingga lima kali. Namun panas ekstrem bisa membunuh mereka saat fase ini. Pada 2022, petani bahkan terpaksa menambahkan balok es ke kolam untuk menurunkan suhu air.

Harapan dan Ketidakpastian

Pihak berwenang memperkirakan produksi tahun ini mencapai 10.350 ton, sebanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, dengan tren pemanasan global, banyak petani khawatir masa kejayaan kepiting berbulu akan segera berakhir.

Leung menyarankan pemuliaan selektif untuk menghasilkan kepiting yang lebih tahan panas. Meski begitu, bagi Xie dan petani lain, nasib mereka tetap bergantung pada alam.

“Kita hanya bisa berharap kepiting ini bisa beradaptasi,” ujarnya pasrah. “Kalau tidak, mungkin industri ini akan hilang selamanya.” (*/hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN