Remaja Diduga Dilecehkan di Deli Serdang, Keluarga Lapor Polisi

RW dan tetangga saat berada di RS Pirngadi Medan membawa AQ visum.(foto: putra/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Seorang anak berusia 13 tahun berinisial AQ mengalami pelecehan seksual diduga dilakukan dua orang pria dewasa. Akibatnya, anak tersebut mengalami trauma hingga bahkan sempat takut mengakui pelaku di hadapan kedua orang tuanya.
Pengalaman pahit itu dialami AQ saat hendak menghadiri acara Maulid Nabi di Musala tak jauh dari kediamannya di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Minggu (20/9/2025).
"Saat itu anak saya dan temannya menunggu teman lain di gubuk dekat kuburan. Tiba-tiba datang dua orang dewasa. Keduanya mengintimidasi, lalu teman anak saya kabur tangan anak saya langsung dipegangi salah satu pelaku," kata RW, ibu AQ, Kamis (25/9/2025).
Di gubuk itu, lanjutnya, AQ dipaksa salah satu pelaku memegangi kemaluannya. Paksaaan itu, dikatakannya, disertai dengan ancaman senjata tajam. Merasa takut, AQ pun menuruti kemauan pelaku hingga melakukan pelecehan itu.
"Kata anak saya, saat itu dia diancam senjata tajam. Daripada dia mati karena nyawanya terancam, terpaksa anak saya ini melakukannya. Kelamin pelaku dipegang, anak saya terus dicium berkali-kali. Kemudian pelaku menyuruh kelaminnya diemut. Anak saya belum sempat disodomi. Karena teman anak saya yang lari tadi memanggil kawan-kawannya lain di musala. Baru mereka ini jemput anak saya ramai-ramai. Saat itu juga waktu tangan anak saya terlepas, dia lari," ujar RW.
Usai kejadian itu, AQ pun pulang dan menceritakan pengalaman pahitnya kepada orang tua. Mendengar itu, orang tuanya pun mengejar pelaku ke gubuk tersebut. Namun pelaku sudah tak berada di lokasi.
"Pulang ke rumah, muka anak saya pucat. Dia cerita parang di sini dia (leher). Terpaksalah anak saya melakukannya. Saya saat itu juga mencoba mengejar pelaku yang dimaksud dengan rekan-rekan saya. Ternyata gak dapat. Teman-temannya bilang dia sudah lari. Pelaku ini sudah dewasa, masyarakat sana sebagian kenal," katanya.
Dilanjutkan RW, ia pun telah melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Medan. Dibantu warga sekitar, ia melakukan visum ke Rumah Sakit Pirngadi Medan dan menyelesaikan laporannya yang teregister bernomor LP/B/3253/IX/2025/SPKT/POLRESTABES MEDAN.
"Saya orang nggak mampu, baru pindah sebulan disini. Makanya begitu anak saya dilecehkan saya tak terima. Warga semua pada mendukung saya lapor polisi. Saya terus terang, biaya visum saya nggak ada, biaya makan saja kurang. Semoga masalah terungkap. Biar anak-anak lain tak menjadi korban juga," ucapnya. (Putra/hm18)