Thursday, October 30, 2025
home_banner_first
HIBURAN

10 Film Jepang Paling Sadis dan Vulgar, Sempat Dilarang Tayang di Banyak Negara

Mistar.idKamis, 30 Oktober 2025 20.47
JS
10_film_jepang_paling_sadis_dan_vulgar_sempat_dilarang_tayang_di_banyak_negara

Cuplikan film Fumiko's Legs. (foto:plextv/mistar)

news_banner

Tokyo, MISTAR.ID

Industri film Jepang dikenal berani mengangkat tema ekstrem dan tabu. Namun, sejumlah karya dinilai terlalu sadis, vulgar, atau mengganggu, sehingga dilarang tayang di Jepang maupun negara lain.

Berikut deretan film Jepang paling kontroversial yang memicu sensor, kecaman, hingga larangan total.

1. Guinea Pig: Devil’s Experiment (1985)

Film pertama dari seri Guinea Pig ini menampilkan adegan penyiksaan wanita secara brutal dengan gaya mirip film “snuff”. Realisme kekerasannya begitu tinggi hingga pemerintah Jepang sempat menyelidiki keaslian film ini karena banyak penonton mengira itu adalah rekaman nyata.

2. Guinea Pig 2: Flower of Flesh and Blood (1985)

Seri kedua ini lebih sadis dibanding pendahulunya. Kisahnya berpusat pada seorang pria berpakaian samurai yang menculik dan memutilasi wanita, lalu menyimpan potongan tubuhnya sebagai koleksi. Karena kekerasannya yang ekstrem, film ini ditarik dari peredaran di berbagai negara.

3. In the Realm of the Senses (1976)

Disutradarai oleh Nagisa Ōshima, film ini menggambarkan hubungan obsesif antara seorang wanita dan kekasihnya yang berakhir tragis. Adegan seks eksplisit dan sadomasokisme membuat versi utuhnya dilarang tayang di Jepang, bahkan sempat menuai kecaman di Amerika dan Eropa karena dianggap melanggar norma kesusilaan.

4. Tokyo Decadence (1992)

Film ini mengisahkan kehidupan seorang wanita muda yang bekerja sebagai pekerja seks di kalangan elit Tokyo. Menampilkan tema BDSM, eksploitasi, dan kekerasan seksual secara gamblang, Tokyo Decadence dilarang tayang di Korea Selatan dan Australia karena muatan seksual serta tekanan psikologisnya yang berat.

5. Grotesque (2009)

Salah satu film tersadis dalam sejarah perfilman Jepang modern. Ceritanya berpusat pada sepasang kekasih yang diculik dan disiksa secara ekstrem tanpa jeda. Lembaga sensor Inggris menolak memberi rating bahkan untuk versi 18+ karena film ini dianggap tidak memiliki konteks moral.

6. Battle Royale (2000)

Karya sutradara Kinji Fukasaku ini menggambarkan sekelompok siswa yang dipaksa saling membunuh hingga tersisa satu orang. Adegan kekerasan terhadap remaja dan kritik sosial tajam membuat Battle Royale sempat dilarang tayang di beberapa wilayah Jepang. Kini film ini dianggap kultus dan menjadi inspirasi bagi The Hunger Games.

7. Audition (1999)

Disutradarai oleh Takashi Miike, Audition tampak seperti kisah romantis pada awalnya, tetapi berubah menjadi mimpi buruk penuh penyiksaan di bagian akhir. Adegan kekerasan psikologis dan fisik membuat banyak penonton keluar dari bioskop. Meskipun tidak resmi dilarang, film ini tetap dianggap sebagai salah satu karya paling mengganggu dalam sejarah perfilman Jepang.

8. Fumiko’s Legs (2023)

Film ini mengisahkan seorang kakek dengan fetis terhadap kaki perempuan muda. Ide cerita yang aneh serta eksekusi visualnya yang vulgar membuat film ini menuai kritik keras dan dinilai tidak pantas untuk konsumsi publik. Beberapa bioskop bahkan menariknya dari peredaran.

9. Imprint (2006)

Film Imprint menampilkan adegan sadis dan vulgar yang dianggap melampaui batas. Kekerasan ekstrem dan visual mengerikan membuat banyak negara menolak menayangkannya karena dinilai tidak sesuai dengan etika perfilman.

10. Emperor Tomato Ketchup (1971)

Meskipun tampil dalam format hitam-putih klasik, film ini memuat adegan erotis yang melibatkan anak-anak, sesuatu yang sangat dikecam oleh publik. Akibatnya, Emperor Tomato Ketchup dilarang tayang di berbagai negara dan menjadi simbol pelanggaran etika sinema internasional.

Film-film di atas memperlihatkan keberanian sineas Jepang dalam menabrak batas norma dan moral. Namun, karena mengandung unsur kekerasan ekstrem, eksploitasi seksual, dan adegan vulgar yang berlebihan, sebagian besar di antaranya akhirnya dilarang tayang di Jepang maupun di luar negeri.

Bagi penonton yang penasaran, disarankan menonton dengan kesiapan mental, karena film-film ini bukan sekadar tontonan, melainkan pengalaman ekstrem yang sulit dilupakan. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN