Sejalan dengan Pancasila, Ajaran Mahatma Gandhi Relevan untuk Dunia dan Indonesia

Konsul Jenderal India di Medan, H.E. Ravi Shanker Goel. (foto: susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Konsul Jenderal India di Medan, H.E. Ravi Shanker Goel, menegaskan ajaran Mahatma Gandhi tentang kebenaran dan non-kekerasan tetap abadi dan relevan hingga saat ini, bukan hanya di India, tetapi juga di Indonesia. Hal itu ia sampaikan pada perayaan Gandhi Jayanti di Universitas Sari Mutiara Indonesia, Kamis (2/10/2025).
“Bahkan di dunia yang penuh dengan kekerasan dan perbedaan pendapat yang sering berujung pada tindakan kekerasan, Gandhi Ji menunjukkan jalan untuk tetap menyampaikan pendapat, melakukan protes, tetapi dengan cara damai,” ujar Ravi.
Ia menjelaskan, filosofi Gandhi menekankan apapun yang dilakukan harus berorientasi pada kemaslahatan masyarakat, terutama untuk mereka yang berada di lapisan terbawah.
“Gandhi selalu mengingatkan bahwa apa yang kita lakukan harus bermanfaat bagi ‘the last man in the queue’, orang terakhir dalam barisan yang harus dilayani oleh pemerintah di negara manapun,” katanya.
Menurutnya, banyak yang beranggapan ajaran Gandhi sulit dipraktikkan di era modern, namun sesungguhnya prinsip-prinsip tersebut justru ada dalam semua agama.
“Mengikuti jalan kebenaran dan non-kekerasan memang butuh keberanian dan kekuatan batin, tapi begitu yakin berada di jalan yang benar, kekuatan itu akan datang dengan sendirinya,” ucapnya.

Ketua Yayasan Universitas Sari Mutiara, Parlindungan Purba. (foto: susan/mistar)
Sementara itu, Ketua Yayasan Universitas Sari Mutiara, Parlindungan Purba, menilai ajaran Mahatma Gandhi sangat sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Gandhi diberikan nama Mahatma. Mahatma itu artinya jiwa yang agung. Karena ada beberapa prinsip-prinsip yang sama, yaitu universal human rights, dan menghargai. Menghargai perbedaan dan juga dia non-violence, perjuangan, ini luar biasa,” kata Parlindungan.
Bahkan, tambah Parlindungan, nilai kemanusiaan dan ketatanegaraan di India mirip dengan Indonesia. “Konstitusinya pun mirip, dan unity in diversity sama dengan Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Ia juga menyoroti gaya hidup sederhana Gandhi yang sesuai dengan arah pembangunan bangsa Indonesia. “Hidup sederhana ini cocok dengan asta cita dari Pak Prabowo. Saya pikir kita harus kembali ke nilai-nilai seperti ini,” tuturnya.
Lebih lanjut, Parlindungan menekankan bahwa peringatan Gandhi Jayanti di kampus menjadi sarana pembelajaran penting bagi mahasiswa.
“Pertama, mahasiswa mendapat tambahan wawasan. Kedua, mereka bisa berinteraksi lewat media sosial dan melihat keterkaitan global. Ketiga, dengan adanya hubungan dengan Konsulat India, mahasiswa kita akan terbuka secara global, sadar bahwa manusia itu sama, punya perasaan, nilai kebangsaan, dan kenegaraan,” ucapnya.
Ia berharap mahasiswa Universitas Sari Mutiara dapat meneladani nilai-nilai Gandhi sebagai bekal menjadi generasi penerus bangsa.
PREVIOUS ARTICLE
Lansia di Panti Jompo Binjai Tekun Perbaiki Bacaan Al-Qur’an Didampingi Penyuluh AgamaBERITA TERPOPULER

Fenerbahce vs Nice: Preview, Head to Head, Prediksi Skor, Line Up, dan Analisis Taktik Europa League








