Lansia di Panti Jompo Binjai Tekun Perbaiki Bacaan Al-Qur’an Didampingi Penyuluh Agama

Sejumlah lansia sedang membaca Al-Qur’an yang dibimbing oleh Penyuluh Agama Islam (PAI) KUA. (Foto: Istimewa/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Meski usia tak lagi muda, semangat para penghuni Panti Jompo Kota Binjai untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an tak pernah surut. Sekali seminggu, mereka mengikuti program Tahsin Al-Qur’an yang dijalankan Penyuluh Agama Islam (PAI) KUA Kecamatan Binjai Timur sejak 2024.
Para penyuluh rutin mendampingi lansia melafalkan huruf demi huruf dengan tajwid yang benar.
Salah seorang penyuluh, Salim Fakhri, mengakui proses pembelajaran bagi lansia tidak mudah. Terkadang, para lansia lupa huruf-huruf yang baru diajarkan, bahkan harus diulang hingga enam kali.
“Tapi justru dari situlah letak harunya. Kita bisa melihat mereka tetap bersemangat, tetap ingin bisa,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Mistar, Kamis (2/10/2025).
Menurutnya, keterbatasan fisik seperti pendengaran, penglihatan, dan daya ingat yang sudah menurun menjadi tantangan tersendiri. Namun dengan pendekatan ramah dan metode interaktif, suasana perlahan menjadi tempat nyaman bagi para lansia untuk belajar tanpa rasa ragu.
“Kesulitan mereka justru menjadi ujian kesabaran bagi kami. Namun senyum bahagia setelah mereka bisa membaca satu ayat dengan benar, sungguh tidak dapat digantikan dengan apa pun,” tuturnya.
Salah seorang nenek, Yolanda, 72 tahun, dengan tubuh renta dan suara melemah, tetap bersemangat mengikuti kegiatan.
“Walaupun sudah tua, saya mau bacaan Al-Qur’an saya lebih baik lagi. Kalau tiba saatnya saya menghadap Allah nanti, saya ingin membawa bacaan yang indah,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Setiap kegiatan dimulai, Yolanda selalu datang lebih awal dan duduk di barisan depan. Ia bahkan kerap meminta bimbingan tambahan seusai kelas. Ketekunannya memotivasi peserta lain hingga suasana kelas tahsin sering dipenuhi rasa haru saat ia berhasil membaca dengan tajwid yang benar.
Bagi para penyuluh, kegiatan tahsin ini lebih dari sekadar tugas rutin. Mereka menilai program ini juga menghadirkan ketenangan batin bagi para lansia. “Mereka mengatakan bahwa setelah ikut kelas ini, mereka jadi lebih tenang dan damai,” ucap seorang penyuluh.
Program ini juga disebut membawa dampak sosial yang positif. Para lansia tampak lebih ceria, aktif, dan merasa dihargai. Doa bersama yang selalu menutup kegiatan menjadi momen syahdu yang menyatukan hati para peserta.
Melihat manfaatnya, Salim berharap program tahsin bisa diperluas. “Kita berharap hal ini tidak hanya dibuat di satu panti jompo saja, tapi juga di tempat-tempat lainnya. Ke depan, mungkin bisa melibatkan relawan muda atau dukungan fasilitas seperti mushaf besar bagi lansia yang sulit melihat,” katanya.
Ia juga menekankan perlunya dukungan dari pemerintah daerah maupun lembaga keagamaan agar program semacam ini menjadi gerakan nasional. “Siapa pun kita dan berapa pun usia kita, tetap butuh dekat dengan firman Allah,” ujarnya.
BERITA TERPOPULER

Fenerbahce vs Nice: Preview, Head to Head, Prediksi Skor, Line Up, dan Analisis Taktik Europa League








