Friday, May 23, 2025
home_banner_first
SIANTAR SIMALUNGUN

Gerbang Tol Simpang Panei Pematangsiantar Ditargetkan Rampung September 2025

journalist-avatar-top
Jumat, 23 Mei 2025 11.20
gerbang_tol_simpang_panei_pematangsiantar_ditargetkan_rampung_september_2025

PT Hamawas melanjutkan konstruksi di pintu masuk Tol Simpang Panei, Jumat (23/5/2025). (f: hamzah/mistar)

news_banner

Simalungun, MISTAR.ID

Ruas Tol Kuala Tanjung - Tebing Tinggi - Parapat (Kutepat) khususnya Seksi 4 Sinaksak – Simpang Panei, ditargetkan rampung September 2025. Saat ini, proyek tersebut terus dikebut oleh PT Hutama Marga Waskita (Hamawas). Diharapkan dapat digunakan masyarakat saat libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026.

Saat ini, Hamawas tengah melanjutkan proses konstruksi di pintu masuk Gerbang Tol (GT) Simpang Panei. Pantauan wartawan Mistar di lokasi, Jumat (23/5/2025), sejumlah alat berat terlihat beroperasi meratakan tanah hingga mencapai badan jalan lintas Siantar–Saribudolok.

Wahyudi, 38 tahun, warga setempat, mengaku pembangunan jalan tol ini telah berlangsung sekitar tiga pekan dan mendapat sambutan positif dari masyarakat. “Sebentar lagi mungkin rampung akses masuk ke Gerbang Tol Simpang Panei. Baguslah, nanti ke Medan bisa lebih cepat,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Teknik Hamawas, Jimmy Leonard, mengungkapkan progres fisik ruas tol Seksi 4 sepanjang 28 km telah mencapai 95 persen. Target penyelesaian tetap ditetapkan pada September 2025.

“Tol ini akan dilengkapi dua gerbang, masing-masing di Sinaksak dan Simpang Panei. Khusus GT Simpang Panei akan memperlancar akses ke Ibu Kota Simalungun dan memperpendek jarak menuju Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba,” ucap Jimmy.

Menurutnya, tol ini akan memangkas waktu tempuh dari Medan ke Raya dari yang sebelumnya 3 jam menjadi hanya sekitar 1 jam 30 menit, memberikan dampak signifikan bagi mobilitas warga dan pertumbuhan sektor pariwisata.

Jimmy juga mengungkapkan sejumlah tantangan dalam pembangunan tol ini, termasuk kondisi tanah berpasir di beberapa titik, yang memerlukan metode penggantian tanah (Soil Replacement) dengan material yang telah lolos uji laboratorium untuk memastikan kepadatan dan daya dukung sesuai standar teknis.

Selain itu, keberadaan tanah berbatu keras di sejumlah area memerlukan penggunaan alat berat seperti breaker untuk mencapai elevasi ideal. Kendati demikian, upaya percepatan terus dilakukan untuk memastikan target selesai tepat waktu.

Ruas tol ini tidak hanya mengandalkan efisiensi jarak dan waktu, tetapi juga dilengkapi infrastruktur penunjang, termasuk 2 gerbang tol (Sinaksak dan Simpang Panei), 2 simpang susun, 4 jembatan, 7 overpass, dan jalur selebar 3,6 meter dengan 2x2 lajur.

Yang menarik, Gerbang Tol Simpang Panei juga mengangkat kearifan lokal melalui kehadiran “Pinar Uluni Horbou”, yakni patung kepala kerbau yang menjadi simbol budaya masyarakat Simalungun, sekaligus menjadi ikon gerbang tol tersebut. (hamzah/hm24)

REPORTER: