Thursday, September 18, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

UKS Jadi Kunci Ciptakan Generasi Emas 2045 Sejak dari Bangku SMP

Kamis, 18 September 2025 18.41
uks_jadi_kunci_ciptakan_generasi_emas_2045_sejak_dari_bangku_smp

Kasubtim Pendidikan Karakter Direktorat SMP, Catur Budi Santosa di Medan. (foto:susan/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Anak-anak jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang saat ini berusia 12–13 tahun akan memasuki usia produktif pada tahun 2045—masa yang disebut sebagai era Generasi Emas Indonesia. Oleh karena itu, pembiasaan hidup sehat sejak dini, khususnya di sekolah, menjadi penentu kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.

Hal ini disampaikan Kasubtim Pendidikan Karakter Direktorat SMP, Catur Budi Santosa, usai mengisi kegiatan Penguatan Peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam mendukung kebijakan pendidikan bermutu di Medan.

“Penguatan UKS menjadi langkah penting dalam membentuk karakter dan kebiasaan sehat siswa sejak SMP,” ujar Catur kepada MISTAR, Kamis (18/9/2025).

UKS Sudah Ada Sejak 1955, Tapi Kini Melemah

Catur menjelaskan bahwa UKS sejatinya telah ada sejak tahun 1955 melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, yaitu Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri. UKS telah diterapkan di hampir seluruh jenjang pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK hingga SLB.

Namun, menurutnya, pasca pandemi COVID-19, peran UKS mengalami kemunduran.

“Sejak COVID, UKS seperti mati segan hidup tak mau. Padahal, saat pandemi kita sangat butuh pembiasaan hidup sehat, seperti mencuci tangan, menjaga makanan, dan lain-lain,” katanya.

Untuk menghidupkan kembali semangat UKS, pada tahun 2022 pemerintah meluncurkan Gerakan Sekolah Sehat yang mengusung lima pilar utama yakni Sehat bergizi, Sehat fisik, Sehat imunisasi, Sehat jiwa, dan Sehat lingkungan.

Catur mencontohkan, penerapan pola makan sehat dapat dimulai dari membiasakan siswa minum dua gelas air putih setiap hari, makan makanan bergizi, serta menghindari konsumsi tinggi gula, garam, lemak, dan rendah serat.

Darurat Anemia: Tablet Tambah Darah Jadi Kebiasaan

Indonesia saat ini tengah menghadapi darurat anemia, terutama di kalangan remaja putri. Untuk itu, siswa-siswi didorong untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah minimal sekali dalam seminggu.

“Ini penting agar kelak para remaja putri bisa menjadi ibu yang sehat dan melahirkan keturunan yang sehat pula,” ucap Catur.

Penguatan UKS juga mendukung Program Makan Bergizi (MBG) dan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, seperti tidur tepat waktu, bangun pagi, berolahraga, dan makan sehat.

“Unsur UKS sudah tercakup semua dalam tujuh kebiasaan itu. MBG juga punya cita-cita mulia. UKS ke depan akan menjadi soko guru semua kegiatan di sekolah,” ujarnya.

Menurutnya, guru adalah ujung tombak dari keberhasilan UKS.

“Sebagus apapun kebijakan kementerian, tetap yang membina langsung anak-anak adalah bapak dan ibu guru,” katanya.

Saat ini, jenjang SMP dijadikan pelopor penguatan UKS karena keterbatasan anggaran. Namun ke depan, penguatan ini akan diperluas ke seluruh jenjang pendidikan.

Pemerintah juga akan menyelenggarakan kegiatan serupa di berbagai daerah, mulai dari Medan, Batam, hingga ke kawasan Indonesia Tengah dan Timur.

“Yang hadir di sini adalah champion-champion terpilih yang akan menularkan kebiasaan baik ini ke sekolah-sekolah lain,” tutur Catur. (susan/hm27)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN