Siswa SRMP 2 Medan Dikembalikan ke Orang Tua karena Dua Kali Kabur dari Sekolah

Peserta didik baru mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SRMP 2 Medan. (foto:adilsitumorang/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Seorang siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Medan terpaksa dikembalikan kepada orang tuanya dan tidak dapat melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut, setelah dua kali kabur dari sekolah.
Kepala SRMP 2 Medan, Maragoti, menjelaskan bahwa siswa berusia 15 tahun itu sebelumnya pernah menempuh pendidikan di SMP swasta hingga kelas VIII, namun sempat putus sekolah. Ketika masuk ke SRMP, ia harus kembali mengulang dari kelas VII karena sekolah ini belum menyediakan jenjang lanjutan.
“Mungkin itu salah satu penyebabnya. Ia merasa bosan karena harus kembali ke kelas VII. Di sekolah rakyat ini, yang tersedia saat ini memang hanya kelas VII,” ujar Maragoti kepada MISTAR, Rabu (13/8/2025).
Faktor Keluarga Ikut Memengaruhi
Masalah semakin kompleks karena adanya perbedaan pendapat antara orang tua siswa. Sang ibu menolak anaknya tinggal di asrama, sedangkan sang ayah justru mendukung, mempertimbangkan faktor ekonomi keluarga.
“Anak ini sangat patuh kepada ibunya. Terakhir, dia terus-menerus meminta pulang dengan alasan tidak ada yang membantu ibunya di rumah, terutama mengurus adik-adiknya,” kata Maragoti.
Upaya Sekolah Tidak Berhasil
Selama dua minggu, pihak sekolah telah berupaya membimbing dan memberi pemahaman kepada siswa tersebut. Pendekatan dilakukan oleh guru, wali asrama, wali asuh, hingga psikolog dari tenaga kesehatan. Namun, di pekan ketiga, siswa itu kembali kabur dari sekolah.
Kejadian tersebut terjadi saat jam pelajaran berlangsung, dengan alasan pergi ke kamar mandi. Ternyata, siswa tersebut langsung pulang ke rumah menggunakan uang saku yang diberikan saat kunjungan orang tua.
“Jarak rumahnya ke sekolah hanya sekitar 10 kilometer. Jadi cukup mudah baginya untuk pulang sendiri. Kami sempat menjemputnya kembali, tapi keesokan harinya ia kabur lagi, bahkan terjadi pertengkaran antara orang tuanya,” ucap Maragoti lebih lanjut.
Motivasi Belajar Menurun, Sekolah Ambil Keputusan Tegas
Setelah dua kali kejadian serupa, motivasi belajar siswa tersebut dinilai semakin menurun. Berdasarkan hasil diskusi seluruh jajaran SRMP 2 Medan, pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk mengembalikan siswa tersebut ke orang tuanya.
“Kami mengambil keputusan ini demi kebaikan bersama. Kami khawatir jika terjadi sesuatu di luar kendali—misalnya siswa kabur dan mengalami kecelakaan—maka sekolah yang akan dimintai pertanggungjawaban,” ujar Maragoti.
Pihak sekolah kemudian mengundang kedua orang tua siswa untuk menyampaikan keputusan tersebut secara langsung, dan mereka menyatakan setuju.
Digantikan oleh Siswa Baru
Maragoti menambahkan bahwa saat ini posisi siswa tersebut telah digantikan oleh siswa baru, sehingga jumlah total siswa kembali lengkap.
“Alhamdulillah, kemarin sudah datang penggantinya. Jadi sekarang jumlah murid kami tetap 100 orang,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar ke depan ada pelatihan khusus terkait manajemen asrama, guna meningkatkan kemampuan seluruh tim SRMP 2 Medan dalam mendampingi siswa secara lebih efektif.
“Semoga ada pelatihan khusus bagi kami semua agar bisa lebih siap dalam menghadapi dinamika seperti ini,” tuturnya mengakhiri.
Tentang SRMP 2 Medan
Diketahui, SRMP 2 Medan resmi memulai tahun ajaran baru pada 14 Juli 2025. Sekolah ini merupakan bagian dari program pendidikan alternatif berbasis asrama yang disiapkan untuk anak-anak dari latar belakang ekonomi dan sosial yang beragam, dengan fokus pada karakter, kemandirian, dan penguatan akademik. (susan/hm27)