Sunday, July 27, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

SRMP 2 Medan Rangkul Siswa Putus Sekolah, Beri Pengarahan dan Motivasi

journalist-avatar-top
Sabtu, 26 Juli 2025 15.08
srmp_2_medan_rangkul_siswa_putus_sekolah_beri_pengarahan_dan_motivasi

Guru dan siswa SRMP 2 Medan saat berada di ruang kelas. (Foto: Susan/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Sejumlah siswa di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 2 Medan diketahui merupakan anak-anak yang sebelumnya putus sekolah. Hal ini menjadi perhatian pihak sekolah karena beberapa siswa merasa cemas akibat perbedaan usia dengan teman sekelas.

Pembantu Kepala Sekolah (PKS) SRMP 2 Medan, Khairul Hasyim Haloho, mengatakan setidaknya terdapat dua siswa laki-laki yang menyampaikan kegelisahan mereka terkait usia.

“Mereka khawatir akan lulus di usia 17 tahun, sementara teman-temannya lebih muda. Kami berikan pengarahan, pencerahan, dan motivasi agar mereka tidak terpaku pada perasaan ‘aku lebih tua’,” ujarnya, Sabtu (26/7/2025).

Selain dua siswa laki-laki, Khairul menyebut ada juga beberapa siswa perempuan yang berasal dari latar belakang serupa, meskipun data pastinya belum diketahui secara rinci.

Ia juga menceritakan tentang seorang calon siswa yang mengurungkan niat untuk mendaftar karena usianya yang mendekati 18 tahun.

“Anak itu memilih membantu orang tuanya bekerja dan menjaga adiknya. Saat ini dia sudah ikut bekerja memperbaiki AC hingga ke Aceh,” ungkap Khairul.

Meski begitu, pihak SRMP tetap membuka peluang bagi anak tersebut untuk bersekolah kembali. “Kami tidak menutup pintu. Kalau dia mau sekolah lagi, kami siap bantu,” katanya.

Khairul menegaskan siswa yang berasal dari latar belakang putus sekolah tetap mendapatkan perlakuan setara di sekolah. Hanya saja, pendekatan awal menjadi lebih intens agar siswa merasa nyaman dan bisa menyesuaikan diri.

Ia mengakui setiap anak membutuhkan pendekatan berbeda. Salah satunya adalah siswa yang mudah tersinggung hanya karena nada bicara guru. “Kalau dimarahi sedikit, dia langsung menjauh. Kami dekati dulu, baru beri solusi,” tuturnya.

Masalah emosional seperti itu, menurutnya, seringkali muncul di asrama akibat konflik antar siswa, terutama dengan teman sekamar. (susan/hm25)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN