Monday, June 9, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Jokowi Tegaskan Pilih PSI, Sahroni dan Relawan Sarankan Jadi Negarawan Saja

journalist-avatar-top
Senin, 9 Juni 2025 15.05
jokowi_tegaskan_pilih_psi_sahroni_dan_relawan_sarankan_jadi_negarawan_saja

Jokowi saat bersama dengan petinggi PSI (f:ist/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali menegaskan preferensinya terhadap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat disinggung soal kemungkinan masuk dalam bursa calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Saat diminta tanggapan, Jokowi memilih merendah dan berkata, “Saya di PSI saja lah.”

Pernyataan itu disampaikan Jokowi di kediamannya di Solo pada Jumat (6/6/2025), menanggapi isu yang mengaitkan namanya dengan muktamar PPP mendatang. Ia menyebut PPP memiliki banyak kader potensial dengan kapasitas dan kompetensi mumpuni untuk memimpin partai berlambang Kabah itu.

Menanggapi langkah politik Jokowi, Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menyebut tidak ada yang salah jika Jokowi memilih PSI atau partai manapun. Menurut Sahroni, mantan presiden memiliki hak politik seperti warga negara lainnya.

“Beliau mau ke mana aja boleh kok,” ujar Sahroni kepada wartawan, Senin (9/6/2025).

Namun demikian, Sahroni memberikan saran pribadi. Ia berharap Jokowi menempuh jalan seperti Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memilih hidup tenang usai purnatugas.

“Saran saya sebagai adik, kiranya Pak Jokowi lihat contoh kaya Pak SBY, hidup tenang dan menikmati hidup setelah tidak lagi jadi presiden. Saya bangga lihatnya,” ujarnya.

Ia juga menyebut Jokowi sebaiknya memberi ruang bagi anak dan menantunya untuk meneruskan kiprah politik.

“Berilah urusan politik bagi anak dan mantu yang sedang bertugas. Pak Jokowi cukup mengawasi mereka dari belakang,” kata Sahroni.

Di sisi lain, Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina, menyatakan keyakinannya bahwa Jokowi tidak akan secara resmi bergabung ke PSI, meski namanya banyak disebut sebagai calon kuat Ketum PSI.

"Kami yakin 99,9 persen Pak Jokowi tidak akan masuk PSI. Beliau lebih memilih menjadi negarawan di tengah, tidak ikut dinamika perebutan kursi," tegas Silfester.

Menurutnya, pencapaian politik Jokowi telah sampai pada titik tertinggi. Maka dari itu, relawan berharap Jokowi menjaga posisinya sebagai sosok pemersatu di atas semua golongan.

Baik PSI maupun PPP saat ini tengah menjaring sosok pemimpin baru. PSI membuka pendaftaran calon ketua umum sejak 13 Mei dan akan mengumumkan hasilnya pada 18 Juni mendatang. Sementara PPP akan menggelar muktamar Agustus mendatang dengan beberapa nama yang sudah masuk bursa seperti Amran Sulaiman, Saifullah Yusuf, Sandiaga Uno, dan Suharso Monoarfa.

Di tengah dinamika ini, relawan lain dari BARA JP juga menyarankan Jokowi untuk tidak bergabung dengan partai manapun. Mereka justru mendorong gagasan pembentukan partai baru dengan prinsip super terbuka yang mengakomodasi pemikiran-pemikiran Jokowi.

"Kalau pun ingin aktif lagi, lebih baik bentuk partai baru yang lebih mencerminkan visi Pak Jokowi," kata Sekjen BARA JP, Relly Reagan.

Meskipun telah lengser, nama Jokowi tetap menjadi magnet besar di dunia politik Tanah Air. Dukungan, spekulasi, hingga harapan dari berbagai kalangan terus mengalir. Namun apakah Jokowi akan memilih terlibat langsung dalam struktur partai atau tetap menjadi negarawan non-partisan, semuanya masih menjadi teka-teki politik yang menarik untuk ditunggu.(*/hm17)

REPORTER: