Thursday, October 2, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Hari Batik Nasional 2025: Tantangan Pelestarian Batik Tulis di Tengah Gempuran Printing

Kamis, 2 Oktober 2025 15.41
hari_batik_nasional_2025_tantangan_pelestarian_batik_tulis_di_tengah_gempuran_printing

Hari Batik Nasional 2025 (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Meski telah diakui UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity sejak 2009, batik Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pelestariannya. Popularitas batik di masyarakat memang tinggi, namun penggunaannya sering kali hanya sebatas formalitas tanpa pemahaman mendalam.

Hal ini disampaikan Antonio Carlos, pengurus Perkumpulan Bangga Berkain Nusantara, dalam dialog interaktif di Pro1 RRI Surabaya edisi spesial peringatan Hari Batik Nasional 2025.

“Orang sering bilang batik itu mahal, padahal untuk batik tulis hasil karya pengrajin dengan harga Rp150 ribu, itu sebenarnya sudah murah. Tapi mindset masyarakat masih, yang penting pakai batik apa saja, entah printing atau tulis,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).

Dampak Mindset Masyarakat pada Pengrajin Batik

Carlos menilai pola pikir masyarakat yang lebih memilih batik printing murah berdampak langsung pada keberlangsungan pengrajin. Padahal, batik tulis memiliki nilai seni dan filosofi yang tidak bisa digantikan.

“Produksi batik bisa berjalan kalau ada permintaan pasar. Kalau masyarakat lebih memilih batik printing, bagaimana pengrajin mau bertahan?” tambahnya.

Data Ekspor Batik Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian tahun 2024, ekspor batik dan produk turunannya mencapai Rp4,8 triliun, dengan tujuan utama Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Namun, konsumsi batik di dalam negeri belum konsisten dan umumnya hanya dipakai saat acara resmi atau seremonial.

Ajakan Menghargai Batik Sebagai Warisan Budaya

Carlos menekankan pentingnya edukasi agar masyarakat tidak hanya sekadar mengenakan batik, tetapi juga memahami nilai dan proses di baliknya.

“Batik bukan sekadar kain bermotif, tapi warisan budaya yang penuh makna. Mari jadikan batik sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya busana seremonial,” tegasnya.

Dengan menghidupkan kembali budaya memakai batik dalam keseharian, batik Indonesia diyakini akan semakin kuat posisinya sebagai identitas bangsa sekaligus memperkuat citra Indonesia di mata dunia.(*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN