Evakuasi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Gunakan Alat Berat, 3 Santri Tewas

Alat berat dikerahkan ke lokasi bangunan ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Senin (29/9/2025). (Foto: detikJatim)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mulai menggunakan alat berat. Langkah ini diambil setelah tim SAR gabungan tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan dari korban yang tertimbun reruntuhan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, menjelaskan keputusan penggunaan alat berat sudah melalui dialog dengan keluarga korban. “Keluarga telah menyetujui evakuasi dengan crane. Dokumen persetujuan juga sudah ditandatangani. Namun, penggunaannya tetap sangat hati-hati,” kata Pratikno di posko gabungan, Kamis (2/10/2025).
Sebanyak lima unit crane disiagakan untuk mengangkat balok-balok besar yang menimpa bangunan empat lantai tersebut.
Perintah Presiden dan Kehadiran Kepala BNPB
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, hadir langsung di lokasi atas perintah Presiden Prabowo Subianto. Presiden menyampaikan duka mendalam bagi keluarga korban.
“Kehadiran kami di sini merupakan perintah langsung dari Presiden RI untuk menyampaikan bela sungkawa dan memastikan operasi SAR berjalan maksimal,” ujar Suharyanto.
Ia menegaskan, prioritas utama adalah menyelamatkan korban yang masih diduga hidup. Setelah itu, evakuasi jenazah dilakukan. Basarnas ditunjuk sebagai koordinator utama operasi pencarian dan pertolongan.
Jumlah Korban dan Penanganan Medis
Berdasarkan data sementara hingga Rabu (1/10/2025) pukul 11.00 WIB:
±91 santri masih diduga tertimbun reruntuhan
±100 orang sudah dievakuasi
3 orang meninggal dunia
Puluhan lainnya mengalami luka berat maupun ringan
Para korban telah dirawat di berbagai rumah sakit, termasuk RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, RS Siti Hajar, RS Delta Surya, RS Sheila Medika, dan RS Unair.
Dugaan Penyebab dan Dukungan Pemerintah
Bangunan empat lantai Ponpes Al Khoziny diduga roboh akibat kegagalan konstruksi. BNPB menyatakan insiden ini masuk kategori bencana kegagalan teknologi.
Selain mengirimkan bantuan alat berat dan tim SAR gabungan, pemerintah juga menyalurkan:
Dana Siap Pakai (DSP) untuk operasi SAR dan kebutuhan darurat
Paket sembako, tenda, matras, selimut, dan perlengkapan higienis untuk keluarga korban
Dapur umum yang dikelola Dinsos dan Baznas Sidoarjo
BNPB menegaskan dukungan akan diberikan hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
“Semoga apa yang kita harapkan bersama, korban bisa segera ditemukan dan keluarga diberi kekuatan,” pungkas Suharyanto.(*)
BERITA TERPOPULER

Fenerbahce vs Nice: Preview, Head to Head, Prediksi Skor, Line Up, dan Analisis Taktik Europa League








