Harus Punya Leadership Kuat, Guru Besar USU Minta Menkes saat Ini Dicopot

Guru Besar FK USU, Prof dr Chairul Yoel, Sp.A(K). (f: berry/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU), Prof. Dr. Chairul Yoel, Sp.A(K), menyampaikan pandangannya mengenai sosok ideal yang layak menjabat sebagai Menteri Kesehatan (Menkes). Menurutnya, latar belakang pendidikan bukanlah satu-satunya tolok ukur, melainkan kemampuan memimpin atau leadership yang harus menjadi prioritas utama.
“Di beberapa negara lain, Menkes tidak selalu berasal dari tenaga kesehatan. Yang terpenting adalah leadership. Sosok Menkes harus mampu memimpin, merangkul berbagai pihak, dan menyatukan kepentingan dalam sektor kesehatan,” ujarnya, Sabtu (14/6/2025).
Ia menekankan sektor kesehatan melibatkan banyak pemangku kepentingan, sehingga dibutuhkan figur yang mampu membangun komunikasi dan kolaborasi lintas sektor.
“Kesehatan bukan hanya urusan satu kementerian. Menkes harus bisa merangkul semua pihak yang memiliki kepentingan serupa, dan bersama-sama menyelesaikan masalah kesehatan secara komprehensif,” katanya.
Chairul juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan organisasi profesi dalam merumuskan kebijakan, khususnya terkait pendidikan tenaga kesehatan dan pengembangan profesi medis.
“Jika menyangkut pendidikan tenaga kesehatan, yang paling berkompeten tentu institusi pendidikan. Untuk pengembangan keprofesian, organisasi profesi adalah pihak yang paling memahami. Maka sudah semestinya Menkes mengajak mereka bekerja sama untuk mencari solusi terbaik,” ucapnya.
Dosen senior FK USU itu mengaku prihatin dengan kondisi saat ini, di mana ia menilai Kementerian Kesehatan terlalu berjalan sendiri dalam membuat kebijakan, tanpa melibatkan stakeholder terkait secara memadai.
“Kalau leadership-nya baik, pasti akan sukses. Tapi yang kita lihat sekarang, Menkes berjalan sendiri, membuat kebijakan dan program tanpa cukup kolaborasi, yang justru memperburuk kondisi sistem kesehatan kita,” tuturnya.
Ia juga mencontohkan persoalan gizi sebagai salah satu isu krusial yang seharusnya ditangani melalui komunikasi aktif dengan berbagai pihak, termasuk pakar gizi, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat.
Sebelumnya, sejumlah Guru Besar Fakultas Kedokteran dari berbagai universitas di Indonesia, termasuk FK USU, menyampaikan pernyataan sikap Keprihatinan Jilid II, Kamis (12/6/2025). Dalam pernyataan tersebut, mereka secara terbuka meminta Presiden untuk mengganti Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (berry/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Guru Besar FK USU Tanggapi Pernyataan Menkes di Sidang MK