Sunday, July 6, 2025
home_banner_first
MEDAN

Awalnya Tak Berniat Masuk Polisi, Begini Kisah AKBP Debora yang Mengabdi Puluhan Tahun di Labfor Polda

journalist-avatar-top
Sabtu, 5 Juli 2025 19.14
awalnya_tak_berniat_masuk_polisi_begini_kisah_akbp_debora_yang_mengabdi_puluhan_tahun_di_labfor_polda

Wakil Kepala Bidang Labfor Polda Sumut, AKBP Debora M Hutagaol saat berada di Podcast Mistar TV. (Foto:Susan/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

“Puji Tuhan, sudah lama ditunggu,” ungkapan syukur itu disampaikan AKBP Debora M Hutagaol yang belum genap dua minggu ini menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumatera Utara (Sumut).

Perempuan kelahiran 1974 itu telah mengabdi di dunia forensik Polri selama hampir 24 tahun. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Sub-Bidang Narkoba Forensik.

Debora mengawali kiprahnya di kepolisian dengan latar belakang akademik yang kuat di bidang farmasi. Ia merupakan lulusan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU).

Menariknya, dunia kepolisian bukanlah impiannya sejak awal. Namun takdir membawanya kesana lewat program rekrutmen yang dilakukan ABRI saat itu di kampus-kampus.

“Waktu itu masih ABRI. Mereka datang ke kampus untuk merekrut mahasiswa yang masih tugas akhir. Ketika itu saya memenuhi syarat. Akhirnya dilakukan tes di Magelang dan saya dinyatakan lulus. Dari sana, saya tekadkan diri, saya akan masuk ke Laboratorium Forensik,” katanya di kantor Harian Mistar, Jalan Kejaksaan Nomor 5EE, Petisah Tengah, Sabtu (5/7/2025).

Debora kembali ke kampus untuk menyelesaikan perkuliahan. Setelahnya, ia melanjutkan pendidikan militer di kepolisian dan resmi menjadi seorang polisi wanita (Polwan).

Penempatan pertamanya adalah di Laboratorium Forensik Polda Bali. Ia bertugas di sana selama dua tahun sebelum akhirnya dipindahkan ke Polda Sumut pada tahun 2003.

“Tahun 2001 saya pendidikan. Tahun 2002 dinas di Labfor Polda Bali dan 2003 dimutasi ke Labfor Polda Sumut,” tuturnya.

Sejak awal ia memilih labfor, karena merasa ilmunya paling cocok untuk diterapkan di bidang itu. “Panggilan hati. Tulus ikhlas mengabdi,” ucapnya sembari tersenyum.

Selama hampir seperempat abad berkiprah di dunia forensik, ibu dua anak itu memiliki banyak pengalaman menarik dan menantang.

“Paling menantang, penugasan kalau misalnya ada kasus menghilangkan nyawa, kematian tidak wajar. Yang paling menantang adalah menemukan motifnya. Apa kira-kira motifnya sehingga sampai menghilangkan nyawa,” kata wanita kelahiran Serdang Bedagai itu.

Putra sulung Debora kini mengikuti jejaknya dan tengah menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol). Sementara putri bungsunya sedang menempuh pendidikan Kedokteran Gigi di USU. Debora juga melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar magister farmasi pada 2018. (Susan/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN