Wednesday, September 3, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Trump Umumkan Penembakan Kapal Narkoba, 11 Tewas dalam Operasi Militer AS

journalist-avatar-top
Rabu, 3 September 2025 17.24
trump_umumkan_penembakan_kapal_narkoba_11_tewas_dalam_operasi_militer_as

Kapal perang milik Amerika Serikat. (foto:©juana.cuban/angkatanlautas/mistar)

news_banner

Washington, MISTAR.ID

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan bahwa sedikitnya 11 orang yang disebutnya sebagai "narkoteroris" telah tewas setelah pasukan militer AS menembaki sebuah kapal yang mengangkut narkoba dari Venezuela.

Menurut Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (3/9/2025), kapal yang diserang tersebut diduga membawa sejumlah besar narkoba, meski ia tidak merincikan jenis narkoba yang diangkut.

"Dalam beberapa menit terakhir, kami telah menembaki sebuah kapal angkut narkoba yang berisikan banyak narkoba," kata Trump saat konferensi pers di Gedung Putih, Selasa (2/9/2025) waktu setempat. "Kami berhasil mengeluarkannya," lanjutnya, merujuk pada barang terlarang yang ada di dalam kapal.

Dia menambahkan, "Masih banyak lagi yang datang dari sana. Banyak sekali narkoba yang mengalir ke negara kita, dan semua ini berasal dari Venezuela." Trump juga membagikan video melalui media sosial Truth Social yang tampak menunjukkan serangan drone, memperlihatkan sebuah speed boat yang meledak dan terbakar di lautan.

"Serangan ini mengakibatkan tewasnya 11 teroris dalam aksi tersebut, dan tidak ada pasukan AS yang terluka," ungkapnya.

Dalam pernyataan terpisah di media sosial X, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menjelaskan bahwa "militer AS melancarkan serangan mematikan terhadap sebuah kapal narkoba yang berangkat dari Venezuela dan dioperasikan oleh organisasi yang telah ditetapkan sebagai narkoteroris".

Menurut Reuters, ini merupakan operasi pertama yang diketahui sejak pemerintah baru-baru ini mengerahkan sejumlah kapal perang ke kawasan Karibia bagian selatan, di tengah ketegangan meningkat dengan Venezuela dan Presiden Nicolás Maduro.

Trump juga menuduh bahwa para awak kapal tersebut adalah anggota geng Venezuela, Tren de Aragua, yang telah dicap teroris oleh Washington pada Februari lalu. Tuduhan tersebut kembali mengemuka meski sebelumnya telah dibantah oleh Caracas.

Pengumuman ini muncul bersamaan dengan meningkatnya ketegangan antara AS dan Venezuela, di mana Maduro telah menyatakan "kesiapan maksimum" untuk mempertahankan diri dari apa yang disebutnya sebagai ancaman militer AS.

Pemerintah Trump sebelumnya menuduh Maduro sebagai pemimpin kartel narkoba dan telah mengumumkan pengerahan kapal perang AS ke Karibia dalam rangka operasi anti-perdagangan narkoba. Namun, pemerintah Trump belum melontarkan ancaman invasi secara terbuka.

Menteri Luar Negeri Kuba, Gerardo Penalver Portal, mengkritik pengerahan militer AS di Laut Karibia, menyebut itu sebagai tindakan ofensif yang berbahaya dan tidak proporsional.

Penalver berpendapat bahwa pengerahan unit angkatan laut, termasuk kapal selam bertenaga nuklir, mengancam perdamaian dan keamanan kawasan. Dia menjelaskan, "Langkah ini bertentangan dengan status Karibia sebagai zona damai yang dideklarasikan sejak 2014."

Pernyataan tersebut disampaikan dalam sidang khusus Komunitas Negara-Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC) yang membahas aktivitas militer AS. Penalver juga mempertanyakan tuduhan Washington terhadap pemerintah Venezuela, menyebut laporan Badan Anti-Narkotika AS (DEA) yang mengaitkan Venezuela dengan kartel narkoba sebagai tidak berdasar.

"Respons terhadap tantangan regional harus didasarkan pada kerja sama yang saling menghormati kedaulatan tanpa campur tangan," tegasnya.

Sidang khusus CELAC yang dipimpin Kolombia saat ini berlangsung di tengah peningkatan ketegangan geopolitik di kawasan Karibia. (**/hm16)


REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN