Tuesday, September 2, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Venezuela Siaga Penuh, Maduro Janji Melawan Jika AS Menyerang

journalist-avatar-top
Selasa, 2 September 2025 16.09
venezuela_siaga_penuh_maduro_janji_melawan_jika_as_menyerang

Upacara penutupan Kursus Operasi Khusus Revolusioner (COER) kedua yang diadakan di Kelompok Aksi Komando Garda Nasional Bolivarian dihadiri Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. (foto:reuters/mistar)

news_banner

Caracas, MISTAR.ID

Presiden Venezuela Nicolás Maduro menyatakan delapan kapal perang Amerika Serikat (AS) yang membawa sekitar 1.200 rudal menargetkan negaranya.

Pernyataan ini disampaikan Maduro, Senin (1/9/2025) dalam konferensi pers di Caracas.

Maduro mengecam kehadiran kapal militer AS sebagai “ancaman yang kriminal dan berdarah” dan menegaskan Venezuela siap mempertahankan diri. Ia menambahkan, negara itu akan memobilisasi lebih dari empat juta anggota milisi dan memperkuat patroli laut serta udara.

Langkah AS terkait pengerahan armada ke Karibia merupakan bagian dari operasi anti kartel narkoba, dengan tuduhan bahwa Venezuela menjadi jalur transit kokain ke Amerika Utara dan Eropa. Washington juga menggandakan imbalan bagi informasi penangkapan Maduro menjadi US$ 50 juta atau sekitar Rp820 miliar.

Menanggapi situasi ini, Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino López, menegaskan kesiapan menghadapi serangan militer AS. Venezuela juga menempatkan 15.000 tentara di perbatasan barat dengan Kolombia dan mengerahkan Milisi Nasional Bolivarian sebagai konsolidasi kekuatan sipil-militer.

Armada AS terdiri dari kapal penjelajah USS Lake Erie, kapal selam bertenaga nuklir USS Newport News, tiga kapal perusak kelas Arleigh Burke, kapal tempur pesisir USS Minneapolis-St. Paul, dan tiga kapal serbu amfibi dengan total sekitar 4.500 personel, termasuk 2.000 Marinir.

Ketegangan ini memicu kecaman dari sejumlah pemimpin Amerika Latin, termasuk Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum dan Presiden Kolombia Gustavo Petro, yang menilai pengerahan armada AS berisiko memperburuk stabilitas kawasan.

Meski konfrontasi langsung dinilai kecil kemungkinan, mobilisasi pasukan Venezuela dan kehadiran militer AS menunjukkan keretakan geopolitik yang semakin dalam di Karibia, serta potensi keterlibatan negara-negara regional dan kekuatan global lainnya. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN