Thursday, August 21, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Kepala Serikat Prajurit Jerman: NATO Perlu Siapkan Ribuan Pasukan untuk Ukraina

journalist-avatar-top
Kamis, 21 Agustus 2025 21.51
kepala_serikat_prajurit_jerman_nato_perlu_siapkan_ribuan_pasukan_untuk_ukraina

Ilustrasi, NATO Perlu Siapkan Ribuan Pasukan untuk Ukraina. (foto:ai/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kepala Serikat Prajurit Jerman, Kolonel Andre Wuestner, memperingatkan para pemimpin NATO Eropa agar tidak bersikap naif dalam membahas potensi pengerahan pasukan perdamaian ke Ukraina. Ia menekankan bahwa misi militer nyata kemungkinan besar akan membutuhkan puluhan ribu personel dari negara-negara besar Eropa, bukan hanya satuan kecil simbolis.

Konteks Politik dan Respon Para Pemimpin

AS, di bawah Presiden Trump, telah menolak pengiriman pasukan ke Ukraina, meski mendukung diplomasi perdamaian.

Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan dukungan terhadap pengerahan pasukan pasca-perang di Ukraina, dengan Bantuan Jerman oleh Kanselir Friedrich Merz juga terbuka jika diperlukan.

Peringatan dari Wuestner

Wuestner, yang menjabat sebagai kepala organisasi dengan anggota lebih dari 200.000 personel militer aktif dan pensiunan, menegaskan bahwa:

“Hanya mengirim beberapa jenderal dan unit kecil tidaklah cukup… Harus jelas kepada Putin bahwa kita serius tentang jaminan keamanan” ujarnya, dikutip dari Reuters, Kamis (21/8/2025)

Pendekatan "bluff-and-pray" (gertakan lalu berharap), katanya, bisa berisiko dan bahkan memicu eskalasi konflik.

Skala Penugasan yang Disarankan

Wuestner menyarankan bahwa setiap negara utama dalam koalisi—seperti Inggris, Prancis, dan Jerman—seharusnya bersiap mengerahkan setidaknya 10.000 tentara ke Ukraina untuk penugasan berkepanjangan. Ini menjadi tantangan serius mengingat keterbatasan kapasitas militer mereka saat ini.

Tantangan Kesiapan Militer Eropa

Kapasitas Militer Terbatas: Wuestner menyebut bahwa Eropa masih "kurang siap" dan jauh dari mampu mempertahankan diri secara mandiri.

Perdebatan Internal di Jerman: Publik Jerman terbagi—49% mendukung penugasan pasukan sementara 45% menolak. Kontroversi soal keterlibatan militer luar negeri juga mendapat sorotan karena sensitivitas sejarah negeri tersebut .

Kesimpulan: Kenyataan atau Ilusi Strategis?

Permintaan Wuestner menyoroti realitas keras bahwa, jika Eropa serius ingin menjamin perdamaian jangka panjang di Ukraina, maka kehadiran pasukan nyata diperlukan—bukan sekadar simbolisme.

Namun, keterbatasan logistik, politik, anggaran, dan sensitivitas domestik tetap menjadi tantangan besar dalam merealisasikan rencana tersebut. Eropa perlu memperkuat komitmen politik dan investasi pertahanan jika ingin menjaga keamanan regional secara kredibel. (*)

REPORTER: