Friday, August 22, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Streamer Prancis Jean Pormanove Tewas Tragis Usai Siaran Maraton 12 Hari

journalist-avatar-top
Kamis, 21 Agustus 2025 23.12
streamer_prancis_jean_pormanove_tewas_tragis_usai_siaran_maraton_12_hari

Ilustrasi. (foto: IStock)

news_banner

Paris, MISTAR.ID

Streamer Prancis ternama, Raphaël Graven, 46 tahun, yang dikenal publik dengan nama Jean Pormanove atau JP, meninggal dunia secara tragis setelah menjalani siaran langsung maraton selama hampir 12 hari non-stop di platform Kick.

Graven, seorang veteran militer, memiliki lebih dari satu juta pengikut di berbagai platform media sosial. Ia dikenal lewat konten ekstrem, termasuk bermain gim, aksi tantangan, serta kolaborasi dengan sesama streamer seperti Owen Cenazandotti (alias Naruto) dan Safine Hamadi, yang juga turut hadir dalam siaran terakhirnya.

Tragisnya, momen kematian Pormanove terekam dalam siaran langsung. Ia tiba-tiba tidak merespons, sementara penonton yang menyadari situasi mulai mengirim donasi agar peringatan mereka muncul di layar, berusaha memberi tahu streamer lain yang tengah tertidur.

Dalam video-video sebelumnya, Pormanove tampak kerap menjadi korban candaan ekstrem hingga perlakuan fisik yang merendahkan. Sepanjang hampir 300 jam siaran, ia dibangunkan paksa dengan suara keras, blower, bahkan siraman air. Ia juga sempat dicekik, ditembak peluru cat, dan menjalani tantangan lain demi donasi dari penonton.

Total donasi dalam siaran terakhir dilaporkan mencapai lebih dari 36 ribu euro (sekitar Rp740 juta). Namun, suasana kompetitif dan tekanan siaran diduga memberi dampak serius bagi kesehatan Graven.

Sebelum meninggal, Graven sempat menyampaikan keluhan lewat pesan yang dibacakan rekannya. Ia merasa seperti "ditahan" oleh tim siarannya, dan menyebut konsep permainan yang mereka jalankan sudah terlalu berlebihan.

Menurut keterangan kuasa hukumnya, Graven memiliki riwayat gangguan kardiovaskular dan seharusnya mengonsumsi obat secara teratur. Hal ini memperkuat dugaan bahwa tekanan fisik dan mental dari siaran berkontribusi terhadap kondisinya.

Ibunda Graven juga sempat menegurnya melalui sambungan telepon, menyayangkan bagaimana putranya diperlakukan selama siaran. "Mereka memperlakukanmu seperti sampah," ucapnya dalam salah satu rekaman.

Menanggapi kematian ini, Kementerian Urusan Kecerdasan Buatan dan Digital Prancis mengecam keras. Sekretaris Negara Clara Chappaz menyebut kematian Graven sebagai “peristiwa horor”.

Platform Kick menyatakan telah memblokir sementara seluruh akun yang terlibat dalam siaran tersebut, sambil menunggu hasil penyelidikan yang saat ini ditangani Kejaksaan Nice. Pihak kejaksaan telah memerintahkan autopsi, namun hingga kini belum ada tuntutan pidana yang diumumkan.

Sementara itu, Cenazandotti melalui pengacaranya membantah bertanggung jawab atas kematian Graven. Ia menyebut semua aksi dalam siaran dilakukan atas kesepakatan bersama sebagai bagian dari konten. Meski demikian, ia mengaku kini menjadi sasaran perundungan daring sejak berita kematian itu mencuat. (mtr/hm24)

REPORTER: