Thursday, August 14, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Israel Bangun 3.000 Rumah di Tepi Barat untuk Gagalkan Negara Palestina

journalist-avatar-top
Kamis, 14 Agustus 2025 15.38
israel_bangun_3000_rumah_di_tepi_barat_untuk_gagalkan_negara_palestina

Menteri garis keras Israel Bezalel Smotrich. (foto: Reuters)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Keuangan Israel sekaligus tokoh sayap kanan, Bezalel Smotrich, mengumumkan persetujuan tender pembangunan lebih dari 3.000 unit rumah baru di zona E1—area strategis dan penuh kontroversi yang menghubungkan Yerusalem dan Ma'ale Adumim di Tepi Barat.

Smotrich secara terbuka menyatakan proyek tersebut bertujuan untuk menghalangi terbentuknya negara Palestina. "Pembangunan di E1 mengubur gagasan negara Palestina dan merupakan bagian dari langkah-langkah de facto kedaulatan yang telah kami jalankan sejak pemerintahan ini terbentuk," ujarnya seperti dikutip dari The Times of Israel, Kamis (14/8/2025).

Proyek E1 sebelumnya dibekukan selama bertahun-tahun akibat tekanan komunitas internasional yang khawatir pembangunan di wilayah tersebut akan memutus jalur antara wilayah utara dan selatan Tepi Barat, serta menghalangi kemungkinan berdirinya negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Namun kini, Smotrich mengklaim pembekuan itu berhasil dilanggar. "Setelah puluhan tahun penundaan karena tekanan internasional, kini kami menyambungkan Ma'ale Adumim ke Yerusalem. Ini adalah bentuk Zionisme sejati—membangun, menetap, dan memperkuat kedaulatan atas Tanah Israel," katanya.

Selain menjabat sebagai Menteri Keuangan, Smotrich juga memiliki peran dalam Kementerian Pertahanan Israel, khususnya menangani urusan sipil di Tepi Barat.

Sementara itu, kelompok pengawas permukiman Peace Now menilai rencana tersebut bukan merupakan proyek E1 versi awal, melainkan perluasan dari Ma'ale Adumim itu sendiri.

Mereka mencatat proyek ini akan menambah sekitar 3.300 unit rumah—setara peningkatan 33% dari total perumahan di permukiman itu, yang selama dekade terakhir mengalami stagnasi populasi sekitar 38.000 orang dan tren migrasi keluar.

“Pembangunan ini akan menciptakan lingkungan besar yang menghubungkan kawasan permukiman utama Ma'ale Adumim dengan zona industri di sebelah timurnya,” ujar Peace Now dalam pernyataannya.

Sebagai catatan, pada Maret lalu, kabinet keamanan Israel juga telah menyetujui pembangunan jalan khusus bagi warga Palestina di wilayah Yerusalem. Proyek jalan tersebut—disebut “Fabric of Life”—ditujukan untuk memisahkan arus lalu lintas antara pemukim Israel dan warga Palestina, sembari memperkuat kontrol Israel atas wilayah di luar Garis Hijau. (mtr/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN