Harga Singkong Anjlok, Petani di Simalungun Pilih Tunda Panen


Tanaman singkong petani yang ditunda masa panennya. (foto: abdi/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Petani singkong di Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, tengah menghadapi masa sulit akibat anjloknya harga jual singkong di pasaran. Banyak petani memilih menunda panen meski tanaman telah melewati usia panen, karena biaya panen tidak sebanding dengan hasil yang didapat.
Sawal, salah seorang petani setempat, mengaku terpuruk dengan kondisi harga singkong saat ini yang hanya berkisar antara Rp600 hingga Rp700 per kilogram. Angka itu jauh dari harga normal yang sebelumnya bisa mencapai Rp1.000 ke atas per kilogram.
"Itupun masih harga kotor. Setelah dipotong upah kuli, biaya angkut, dan rafaksi sekitar 10 persen, kami hampir tak dapat untung,” ujarnya, Senin (13/10/2025).
Sawal menambahkan jika harga terus merosot tanpa adanya solusi, maka para petani, khususnya yang bergantung penuh pada hasil panen singkong, akan semakin menderita secara ekonomi.
Keluhan serupa disampaikan petani lainnya, Zul Efendi. Ia menyebut harga singkong tahun ini sangat jauh di bawah harga pada tahun sebelumnya.
“Tahun lalu harga singkong bisa mencapai Rp1.800 hingga Rp1.900 per kilogram. Sekarang tinggal setengahnya. Jelas kami rugi besar,” ucap Zul.
Ia juga menjelaskan selama masa tanam yang berlangsung sekitar sembilan bulan, perawatan dilakukan secara intensif termasuk pemupukan dengan pupuk organik dan pupuk subsidi dari PT Pusri, yang harus diperoleh melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Para petani berharap adanya intervensi dari pemerintah daerah dan dinas pertanian untuk menstabilkan harga, membuka akses pasar yang lebih luas, dan menciptakan sistem distribusi yang memungkinkan hasil panen dijual langsung ke industri pengolahan. (hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Cari Kerja? Lulusan SMA dan Sarjana Bisa Akses Karirhub Kemnaker