Baru Enam Kopdes di Simalungun yang Bekerja Sama dengan Bulog

Asisten Manajer Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Bulog Cabang Pematangsiantar, Aryo Wibisono. (Foto: Abdi/Mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Dari 413 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang terbentuk di Kabupaten Simalungun, baru enam di antaranya yang mulai beroperasi dan menjalin kerja sama dengan Bulog Pematangsiantar.
Hal ini dikatakan Asisten Manajer Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Bulog Cabang Pematangsiantar, Aryo Wibisono, Kamis (30/10/2025).
“Enam koperasi desa merah putih yang telah bekerja sama yakni Nagori Rambung Merah, Kelurahan Baringin Raya, Nagori Bandar Malela, Nagori Ambarisan, Kelurahan Sari Matondang, dan Nagori Naga Jaya II,” ujar Aryo pada Mistar.
Menurut Aryo, keterlibatan Bulog dalam program tersebut merupakan bagian dari sinergi lintas sektor untuk mengoptimalkan peran koperasi desa dalam mendistribusikan pangan, memperkuat cadangan pangan lokal, serta menggerakkan ekonomi kerakyatan.
“Bulog siap berperan aktif memastikan program ini berjalan efektif, terutama dalam aspek penguatan pasokan dan distribusi bahan pangan strategis ke seluruh pelosok desa,” katanya.
Aryo menjelaskan persyaratan menjadi mitra Bulog berbeda-beda tergantung pada jenis salurannya. Namun secara umum, calon mitra harus mengisi formulir permohonan serta melengkapi sejumlah dokumen pendukung.
“Seperti surat pernyataan bermaterai, salinan KTP, NPWP, NIB, foto geotagging lokasi usaha, dan lembar verifikasi yang ditandatangani Bulog serta dinas terkait. Misalnya, PD Pasar untuk pasar, Dinas Koperindag untuk KDMP/KKMP, dan Dinas Ketahanan Pangan untuk mitra RPK,” jelasnya.
Untuk koperasi jenis KDMP/KKMP, kata Aryo, ada tambahan berupa salinan akta legalitas koperasi sebagai syarat bermitra.
Salah satu kendala utama bagi Kopdes Merah Putih untuk bekerja sama dengan Bulog adalah belum memiliki gudang penyimpanan yang memadai.
“Gudang dibutuhkan untuk menampung beras dan bahan pokok lainnya sebelum didistribusikan ke masyarakat,” kata Aryo.
Menurutnya, banyak koperasi di Simalungun yang masih menempati kantor nagori sebagai tempat operasional, padahal koperasi harus memiliki kantor dan fasilitas penyimpanan sendiri.
“Banyak Kopdes yang kantornya masih di kantor nagori. Itu tidak bisa, karena mereka harus memiliki tempat sendiri untuk penyimpanan,” ucapnya.
Aryo menjelaskan, Bulog akan menyalurkan berbagai bahan pangan pokok seperti beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), beras premium, minyak goreng, dan gula ke koperasi desa.
Kerja sama ini tidak hanya membantu menjaga stabilitas pasokan, tetapi juga mendorong partisipasi aktif desa dalam menjaga ketahanan pangan dari tingkat bawah.
“Kami berharap koperasi desa menjadi simpul kekuatan ekonomi rakyat. Bulog hadir untuk memperkuat rantai pasok pangan hingga ke desa terpencil dan menjaga agar harga tetap terjangkau bagi masyarakat,” ujarnya.
Bulog juga membuka peluang kolaborasi dalam pengelolaan cadangan pangan pemerintah bersama koperasi desa, termasuk pembinaan sistem distribusi dan manajemen stok berbasis digital.
“Program ini diharapkan menjadi model distribusi pangan yang efisien dan inklusif di masa depan,” tutur Aryo. (hm25)
























