Hari Kopi Sedunia 1 Oktober: Sejarah, Filosofi, dan Peran Petani Kopi

Ilustrasi Hari Kopi Internasional. (foto:ilustrasi/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Kopi bukan sekadar minuman pengusir kantuk. Lebih dari itu, kopi telah menjadi bagian dari budaya, gaya hidup, bahkan simbol filosofi kehidupan.
Setiap tanggal 1 Oktober, dunia memperingati International Coffee Day atau Hari Kopi Sedunia. Momen ini bukan hanya perayaan cita rasa kopi, tetapi juga penghargaan terhadap petani serta pentingnya keberlanjutan industri kopi.
Di balik secangkir kopi tersimpan kisah panjang dari tangan petani, proses pemetikan, pengolahan, hingga menjadi energi dalam keseharian. Kopi juga menjadi medium interaksi sosial, diskusi intelektual, bahkan inspirasi kreatif.
Menurut National Day Calendar, kopi adalah minuman paling populer ketiga di dunia setelah air dan teh. Sementara situs kuliner TasteAtlas mencatat puluhan jenis kopi terbaik dunia yang menunjukkan betapa kayanya keragaman cita rasa kopi.
Hari Kopi Sedunia pertama kali ditetapkan oleh International Coffee Organization (ICO) pada 2015 bersamaan dengan Expo Milano di Italia. Sebelumnya, beberapa negara telah memiliki perayaan kopi sendiri, seperti Jepang sejak 1983. Penetapan 1 Oktober sebagai Hari Kopi Sedunia bertujuan meningkatkan kesadaran terhadap isu kesejahteraan petani dan perdagangan yang adil.
Tema Hari Kopi Internasional 2025 adalah "Embrace Collaboration for Collective Action – More Than Ever", yang menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk menciptakan industri kopi berkelanjutan.
Selain Hari Kopi Internasional, sejumlah negara memiliki Hari Kopi Nasional. Di Indonesia, peringatan jatuh pada 11 Maret sejak 2017, sebagai bentuk apresiasi terhadap petani dan budaya ngopi. Negara lain seperti Amerika Serikat, Malaysia, dan Selandia Baru memperingati pada 29 September, sementara Inggris, Swiss, dan Meksiko pada 28 September.
Filosofi dan Inspirasi Kopi
Bagi banyak orang, kopi adalah sumber inspirasi. Kutipan seperti “Kopi mengajarkan bahwa hidup kadang pahit, tapi tetap layak dinikmati” mencerminkan filosofi yang terkandung dalam secangkir kopi.
Di Indonesia, semakin banyak festival kopi digelar, seperti Kopi Fest Indonesia dan Jogja Coffee Week, yang menjadi wadah edukasi sekaligus perayaan budaya kopi.
Hari Kopi Sedunia mengingatkan kita bahwa kopi bukan sekadar rasa pahit atau manis. Ia adalah cerita, perjuangan, dan penghubung manusia lintas budaya. (**/hm16)