Tokoh Pemuda Lubuk Pakam Berduka atas Kematian Mahasiswa di Masjid Agung Sibolga: “Ini Tindakan Tidak Manusiawi”

Bendahara Umum Dewan Pengurus Kecamatan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPK BKPRMI) Lubuk Pakam, Adha Pramana Putra.(foto: sembiring/mistar)
Deli Serdang, MISTAR.ID
Duka mendalam menyelimuti masyarakat menyusul tragedi kematian Arjuna Tamaraya (21), mahasiswa asal Simeulue, Aceh, yang menjadi korban penganiayaan di area Masjid Agung Sibolga, Jumat (31/10/2025) dini hari lalu.
Rasa belasungkawa juga datang dari Tokoh Pemuda Lubuk Pakam, Adha Pramana Putra, yang menjabat sebagai Bendahara Umum DPK BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia) Lubuk Pakam.
“Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya saudara kita, Arjuna Tamaraya. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi musibah ini,” ujar Adha Pramana Putra di Masjid Jami Agung Lubuk Pakam, Selasa (4/11/2025).
Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi
Adha mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi informasi liar atau spekulatif di media sosial. Ia meminta semua pihak menyerahkan proses hukum kepada aparat kepolisian yang kini menangani kasus tersebut.
“Mari kita percayakan penanganan kasus ini kepada aparat penegak hukum. Jangan sampai peristiwa ini dimanfaatkan pihak tertentu untuk memperkeruh suasana atau memecah persatuan umat,” katanya.
Menurutnya, insiden yang menewaskan Arjuna sangat memprihatinkan karena terjadi di rumah ibadah, tempat yang seharusnya menjadi simbol kedamaian dan keselamatan.
“Ironis sekali, korban justru dianiaya di rumah Allah. Apalagi ia diseret hingga keluar halaman masjid. Ini tindakan tidak manusiawi dan sangat melukai nilai-nilai keagamaan,” ucap Adha dengan nada kecewa.
Kronologi Tragis di Masjid Agung Sibolga
Peristiwa mengenaskan itu terjadi di Masjid Agung Sibolga, Jalan Diponegoro, Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, sekitar pukul 03.30 WIB.
Korban yang tengah beristirahat di dalam masjid ditegur oleh seorang pria berinisial ZP (57) agar tidak tidur di area tersebut.
Teguran itu berujung fatal. Berdasarkan kesaksian warga, pelaku bersama beberapa orang lain diduga melakukan pengeroyokan terhadap korban di dalam masjid, lalu menyeretnya keluar hingga kepala korban terbentur keras di lantai dan tembok.
“Tidak berhenti di situ, korban juga dipijak dan dilempar buah kelapa hingga mengalami luka parah di bagian kepala,” ujar seorang saksi mata bernama Rustam.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong akibat luka berat.
Polisi dari Polres Sibolga telah menangkap beberapa orang yang diduga terlibat dan kini tengah menjalani pemeriksaan intensif.
Seruan untuk Jaga Nilai Kemanusiaan
Adha menegaskan pentingnya menegakkan nilai kemanusiaan dan solidaritas antarumat beragama agar kejadian serupa tidak terulang.
“Masjid adalah tempat ibadah dan persaudaraan, bukan tempat kekerasan. Kita harus bersama-sama menjaga marwah rumah Allah dari tindakan yang mencederai nilai kemanusiaan,” tuturnya. (hm27)
























